Pakar Krimonolog buka suara soal aksi dugaan mutilasi yang menggegerkan warga Jombang. Ia menyebut, ada dugaan pelaku mutilasi mengidap psikopat.
Sebelumnya, warga Dusun Mireng, Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Jombang, digegerkan dengan penemuan mayat pria tanpa kepala di saluran irigasi. Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi bugil dan sudah membusuk.
Tak lama setelah itu, kepala manusia ditemukan terdampar di pinggir Sungai Konto, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Jombang. Banyak yang menduga korban merupakan korban mutilasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar Kriminologi Universitas Airlangga (Unair), Amira Paripurna SH LLM PhD, menyebut, pelaku mutilasi umumnya memiliki kejiwaan psikopat. Oleh karena itu, perlu dilakukan tes atau pengecekan terhadap pelaku mutilasi.
"Biasanya pelaku mutilasi ketika sudah menjalani pemeriksaan psikologi biasanya memiliki kecenderungan kejiwaan yang psikopatik," kata Amira saat dihubungi detikJatim, Kamis (13/2/2025).
Meski memiliki kecenderungan psikopat, Amira menyebut pelaku tetap bisa menjalani hukuman atas perbuatannya, sebab bukan termasuk penderita gangguan kejiwaan berat.
"Meskipun pelaku memiliki kecenderungan psikopat, dari sisi hukum pidana tetap dianggap mampu bertanggung jawab secara hukum (pidana). Lain halnya dengan penderita psikosa (gangguan jiwa berat)," jelasnya.
Sebelumnya, mayat pria tersebut ditemukan warga Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 12.00 WIB dalam kondisi tengkurap di saluran irigasi Dusun Mireng.
Saat dievakuasi, polisi tidak menemukan identitas pada tubuh mayat. Meski tanpa kepala, anggota tubuh lainnya masih lengkap.
Polisi membenarkan bahwa mayat pria ini ditemukan tanpa kepala. Namun, pihaknya masih menyelidiki apakah jasad tersebut merupakan korban mutilasi atau bukan.
Beberapa jam setelah penemuan mayat, warga menemukan kepala manusia di pinggir Sungai Konto, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang. Polisi masih menyelidiki apakah kepala tersebut merupakan bagian dari mayat pria yang ditemukan di saluran irigasi Dusun Mireng.
(hil/fat)