Pemuda asal Kediri, NI babak belur dihajar sekelompok orang di depan SPBU Surabaya. Bentrokan antarkelompok ini diduga berasal dari kelompok perguruan pesilat.
Data yang diperoleh detikJatim menyebut, peristiwa bentrok antar terduga kelompok pesilat terjadi pada Kamis (6/2/2025) sekitar pukul 01.00 WIB. Tepatnya, di depan SPBU Pertamina Banjar Sugihan, Jalan Raya Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, Surabaya.
Kala itu, ada rombongan dari arah barat mengendarai motor dan menggeber motornya. Lalu di arah berlawanan, terdapat kelompok yang mencegat depan SPBU. Keduanya saling berhenti dan aksi saling kejar hingga baku hantam tak terelakkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang lelaki dikabarkan terluka dalam insiden itu. Namun, belum diketahui apakah lelaki berinisial NI (21) asal Tarokan, Kediri tersebut merupakan bagian dari salah satu kelompok pesilat yang mengenakan pakaian serba hitam.
Peristiwa itu pun viral di Instagram. Beberapa saat kemudian, polisi dan sejumlah petugas gabungan dari Satpol PP hingga TNI tiba di lokasi.
Sebelum bentrok, pengunjung warkop di sekitar TKP juga berhamburan usai diduga dilempar sejumlah benda oleh salah satu terduga kelompok pesilat itu.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Aris Purwanto mengatakan, pihaknya telah mengetahui peristiwa itu. Hingga kini, pihaknya masih melakukan serangkaian penyelidikan.
"Tim gabungan sudah diterjunkan untuk melakukan serangkaian penyelidikan terkait peristiwa itu," kata Aris saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (7/2/2025).
Aris menjelaskan, tim gabungan telah diterjunkan bersama polsek terkait. Termasuk meminta keterangan para saksi di sekitar lokasi hingga mengumpulkan bukti-bukti.
Sementara itu, menurut keterangan Sutrisno, salah satu warga Tandes, awalnya ada sekelompok pemuda yang konvoi pakai motor. Tak berselang lama, ada kelompok lain yang mengadang di depan SPBU.
"Awalnya itu bleyer-bleyer. Terus dicegat di depan pom bensin. Jumlahnya (orang) banyak," kata Sutrisno, Jumat (7/2/2025).
Gerombolan yang mengadang itu kemudian turun dari motor. Mereka lalu mengejar kelompok yang datang dari arah Barat. Sutrisno sendiri tak tahu NI tergabung ke gerombolan mana. Namun, dia khawatir jika NI bukan termasuk kedua kelompok tersebut.
"Takutnya malah korban salah sasaran," ungkap pria yang sudah memiliki empat cucu ini.
(hil/iwd)