Perempuan yang menjadi pramusaji kopi cetol di Pasar Gondanglegi mendapatkan pendampingan. Langkah ini untuk memulihkan trauma pasca-penertiban viral di media sosial.
Pekerja Sosial (Pesos) Dinas Sosial Kabupaten Malang, Faroha mengatakan, bahwa dari penertiban yang dilakukan oleh petugas gabungan diantaranya merupakan pramusaji anak perempuan dibawah umur.
"Kondisi (korban) ketakutan, karena mereka jadi terkenal setelah viral. Kami terus melakukan pendampingan dengan Dinas Sosial, Polres Malang dan DP3A yang nantinya akan mendampingi pemulihan psikolognya," ujar Faroh kepada wartawan, Selasa (21/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faroh menuturkan, pendekatan terus dilakukan karena beberapa korban masih mengalami ketakutan yang berlebih.
Sejauh ini korban masih berada di rumah masing-masing. Namun demikian, rencana tindak lanjut kedepan mereka akan dibekali dengan aktivitas lain seperti pelatihan dan pembekalan kerja.
"Rencana tindak lanjut dari kami, jika misal mereka mau ada pelatihan kerja, maka dinas sosial akan merekomendasi untuk itu. Itu jika dari mereka berkenan, kami akan buatkan MoUnya," beber Faroh.
Dari sebagian korban yang tengah dilakukan pendekatan, kata Faroh, mereka dari keluarga kalangan menengah ke bawah. Beberapa diantaranya juga putus sekolah, yang pada akhirnya bekerja serabutan.
"Yang sudah kami tangani memang dia dari keluarga tidak mampu. Mereka terpaksa bekerja untuk membantu kebutuhan keluarga," katanya.
Ke depan, pendampingan hukum juga akan dilakukan. Ia mengatakan, Pekerja Sosial bertugas untuk mendampingi anak yang berurusan dengan hukum hingga proses persidangan.
"Anak yang berhadapan dengan hukum maka perlu pendamping sosial, yang mendampingi dari tingkat penyelidikan, penyidikan hingga persidangan," pungkasnya.
(abq/iwd)