Seorang perempuan datang ke unit PPA Polres Gresik. Perempuan 20 tahun itu melaporkan bahwa dirinya telah mengalami kekerasan seksual yang dilakukan kekasihnya sendiri.
Perempuan asal Bandung itu mengaku sudah tidak kuat lagi menanggung bebannya tersebut. Sebelumnya ia yang menjadi korban penganiayaan kekasihnya sendiri curhat tentang apa yang dialaminya ke dalam akun medsosnya.
Dalam postingannya di akun @a.armilaam, ia bercerita telah menjadi korban kekerasan seksual dan penganiayaan oleh kekasihnya pada 2024.
Korban menceritakan kisah pilunya sejak menjalin hubungan asmara dengan AR, warga Duduksampeyan Gresik. Keduanya sudah menjalin hubungan asmara sejak awal Januari 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dan AR ini kenal dari telegram. Saya merantau dari Bandung ke Gresik ini pada November 2023, dan kenal dia awal Desember 2023," kata korban saat ditemui detikJatim, di sebuah Mal di Gresik, Minggu (19/1/2024).
"Setelah enam bulan menjalin asmara, tepatnya pertengahan tahun 2024, AR ini berubah. Dia sering marah-marah hanya karena sepele, kita sering berdebat karena berbeda pendapat," kata korban.
Korban menjelaskan saat menjalin hubungan asmara dengan AR, ia kerap mendapat penganiayaan, termasuk kekerasan seksual.
"Pernah itu di hotel, ada alat brush make up dimasukin ke miss V saya. Selain itu ada sendok plastik juga," jelasnya.
Selain kekerasan seksual, lanjut korban, ia juga kerap mendapat perlakuan kasar hingga penganiayaan. Hal ini dipicu saat korban menegur dan melarang AR untuk menceritakan tubuhnya kepada teman-temannya.
"Pada bulan ketiga sejak pacaran, saya melihat dia chat sama teman-temannya menceritakan tentang badanku dan membicarakan hal-hal yang membuat aku kecewa. Pernah sempat saya bilang mau putus, tapi saya luluh karena dia janji akan berubah," lanjut AM.
Seiring berjalannya waktu, keduanya sering terlibat cekcok hingga membuat AR kesal. Terlebih, ketika korban lebih posesif terhadap AR lantaran ia tak ingin AR membicarakan hal yang tak semestinya ia ceritakan kepada teman-temannya.
"Saya posesif itu karena laki-laki yang saya cintai harusnya menjaga kehormatan saya, malah menceritakan hal-hal yang merendahkan saya kepada teman-temannya. Hal itu membuat dia menganggap bahwa saya merebut waktu bersama temannya atau posesif," tuturnya.
AR juga kerap menganiaya korban hanya karena masalah sepele. Terutama saat berbeda pendapat hingga saat adu mulut.
"Semenjak itu, saya kerap mendapat siksaan darinya. Yaitu, didorong, dilempar hingga terbentur tembok, ditonjok bagian mata, leher, dilempar dari motor, dijambak, perutku ditendang hingga muntah-muntah. Hal itu membuat saya depresi hingga trauma," katanya sembari mengusap air mata.
Korban mengatakan keluarganya dan AR pernah melakukan mediasi. Namun, keluarga AR malah mengancam akan melaporkan balik lantaran menganggap korban gila.
"Pada mediasi ketiga itu, keluarga AR mengancam saya akan melaporkan balik karena menganggap saya gila. Dari situ, saya depresi berat, gak tahu harus gimana, psikis aku sudah terganggu berat gak bisa aktivitas," kata korban.
Saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap korban. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap KBPPPA dan RSUD Ibnu Sina
"Kita sudah terima laporannya, dan kita sudah lakukan pemeriksaan terhadap pelapor," ujar Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni.
(hil/iwd)