Pagi itu Siswoyo pulang ke rumahnya di Desa Seketi, Balongbendo, Sidoarjo. Di rumahnya, pria yang baru saja kalah berjudi tak mendapati siapapun.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir pikap pengangkut bangunan dengan upah Rp 500 ribu per bulan itu mencari istrinya, Sulastri. Karena tak menemukan istrinya, Siswoyo memilih tidur.
Baru saja Siswoyo tertidur, ia terbangun dan mendapati Sulastri telah berada di rumah. Sejurus kemudian Siswoyo lantas minta diseduhkan kopi oleh Sulastri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun permintaan Siswoyo itu ternyata tak diladeni Sulastri. Ibu dua anak itu berujar bahwa kopi dan gula habis karena belum belanja.
Mendengar ucapan Sulastri itu, Siswoyo marah. Keduanya lantas adu mulut. Sulastri lantas menyinggung hasil penjualan perhiasan miliknya yang tak ada sama sekali.
Sulastri saat itu curiga uang hasil penjualan emas itu telah ludes dibuat Siswoyo untuk berjudi. Kebiasaan berjudi Siswoyo ini juga yang membuat rumah tangganya tak harmonis sejak 2 bulan terakhir.
Bukan menyadari ulahnya, Siswoyo malah emosi dan kalap. Sebuah jeriken berisi minyak tanah di dapur lantas disiramkan ke tubuh Sulastri.
Tak hanya itu, tubuh Sulastri juga dibenturkan ke tembok hingga terjungkal lemas ke lantai. Setan semakin menguasai Siswoyo. Ia kemudian mengambil korek api dan membakar hidup-hidup istrinya.
Sulastri yangtak berdaya dan hanya bisa menggeliat saat tubuhnya dilalap si jago merah. Beberapa saat melihat hal ini, Siswoyo baru tersadar dan berusaha memadamkan api di tubuh istrinya.
Siswoyo segera berlari mengambil air dan berteriak minta tolong ke warga. Teriakan Siswoyo ini didengar Kusen, tetangganya.
Kusen yang mengetahui hal itu lantas spontan berlari ke sumur mengambil air untuk menyiramkan api di tubuh Sulastri. Api memang berhasil dipadamkan, namun Sulastri sudah gosong.
Karena hal ini Siswoyo kemudian membawa Sulastri segera ke rumah sakit. Namun karena luka bakarnya yang parah, Sulastri kemudian dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
Malang tak dapat ditolak, setiba di rumah sakit Surabaya, Sulastri dinyatakan meninggal. Polisi yang mendapat laporan itu lantas datang ke rumah Siswoyo.
Dari keterangan warga, kebakaran itu disebut Siswoyo karena kompor meleduk. Namun polisi curiga karena kompor di dapur tak ada tanda-tanda terbakar.
Untuk memastikan penyebab kematian dan kebakaran, polisi kemudian datang ke rumah sakit Surabaya dan melakukan autopsi. Hasilnya, polisi menemukan bekas luka benturan di kepala Sulastri dan bau minyak tanah.
Siswoyo nyaris dimassa karena warga mengetahui bahwa Sulastri dibakar. Hal ini diketahui saat polisi menjemputnya di rumah. Namun Siswoyo buru-buru diamankan oleh polisi dari amuk massa.
Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, Siswoyo kemudian ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan yang dilakukan pada awal Agustus 2002 itu.
Dalam pengakuannya, Siswoyo sempat menyesali perbuatannya, Di hadapan penyidik, Siswoyo mengakui perbuatannya karena dipicu karena kesal kalah berjudi di malam sebelumnya.
Ia mengaku kecanduan berjudi padahal kondisi ekonomi keluarganya sedang tak baik-baik saja. Tapi nasi telah jadi bubur. Istrinya telah meninggal dan ia juga harus berpisah dengan kedua anaknya.
Crime Story merupakan rubrik khusus yang mengulas kisah kriminal yang pernah terjadi di Jatim. Crime Story tayang setiap Jumat. Untuk mengetahui kisah Crime Story lainnya, klik di sini.