CW, pelajar salah satu SMP Negeri di Surabaya melapor ke polisi ngaku jadi korban bullying di sekolahnya. CW menyampaikan pengakuan kepada konten kreator Surabaya bernama Andy Sugar apa saja tindakan bullying yang telah dia alami.
Video perbincangan dengan Andy Sugar itu mendapat sejumlah tanggapan dari warganet. Siswa SMPN berusia 14 tahun itu mengaku dirinya di-bully sejumlah temannya di sekolah. Mulai dari kekerasan fisik seperti dipukul dan ditendang, hingga perlakuan yang mengarah pada tindakan asusila.
"Ya itu Ko, dipukul, ditendang, sampai diremas kemaluan saya, Ko," ujar CW dalam konten bersama Andy Sugar yang diunggah ke akun @andysugarr seperti dilihat detikJatim, Rabu (11/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya itu, CW juga mengaku dirinya tidak hanya mengalami bullying saat di sekolah, tapi juga ketika dirinya dan teman-temannya sedang berada di tempat umum, yakni di salah satu kolam renang di Surabaya.
"Di kolam itu saya dipukul, ditendang, ditenggelamkan juga, terus saya juga ditelanjangi," kata CW dengan terbata-bata. "Di depan orang banyak? Dilihat cewek-cewek juga?" Tanya Andy. "Iya, Ko," jawab CW.
Dalam video yang sama CW mengaku sudah melaporkan apa yang dia alami ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Laporan itu saat ini sedang diproses oleh pihak kepolisian.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo membenarkan itu. Saat ini Tim Unit PPA Polres Pelabuhan Tanjung Perak sedang melakukan pemeriksaan terhadap 9 orang saksi. Dia juga mengatakan bahwa telah mendapatkan pendampingan karena usianya masih anak.
"Kami juga sudah melakukan pendampingan terhadap korban dengan menggandeng DP3APPKB," ujarnya.
Prasetyo menegaskan laporan itu dibuat CW pada 11 Oktober 2024. Usai menerima laporan itu, pihaknya melakukan serangkaian penyelidikan, di antaranya memanggil 9 saksi untuk dimintai keterangan.
"Hingga saat ini kami terus memproses dan menyelidiki laporan tersebut. Termasuk meminta keterangan pelapor, terlapor, hingga pihak sekolah korban. Kami akan lakukan pemeriksaan psikiatri pada korban terkait dampak psikologis yang dialaminya pasca perundungan," tuturnya.
(dpe/iwd)