Seorang santri di Nganjuk menjadi korban bullying hingga mengalami kekerasan fisik. Korban yang masih di bawah umur berinisial MKM (12) mengalami pendarahan otak usai diduga dianiaya temannya di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Prambon, Nganjuk.
Hal ini diketahui atas laporan Eiyono (48) orang tua korban warga Kecamatan Grogol Kediri.
"Jadi orang tua korban melaporkan telah terjadi bullying hingga kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh santri teman sesama Ponpes. Korban mengalami pendarahan otak berdasarkan laporan orang tua korban," kata Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP Julkifli Sinaga saat dikonfirmasi detikJatim Selasa (10/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Julkifli mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan orang tua korban, dugaan penganiayaan itu terjadi pada pertengahan bulan November 2024. Namun, korban selalu menutup-nutupi kasus tersebut. Korban, lanjut Julkifli, menurut keterangan orang tua saat ini tengah dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Kediri.
"Menurut pengakuan orang tus korban bahwa saat ini Korban juga telah menjalani operasi di rumah sakit di Kediri," jelas Julkifli.
Julkifli menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk meminta salinan visum korban. Hal ini untuk memastikan penyebab pendarahan otak yang dialami korban berdasarkan laporan orang tua korban.
"Kita sudah koordinasi dengan pihak RS terkait untuk mengetahui tindakan operasi atas pendarahan di otak korban," papar Julkifli.
Julkifli menambahkan setelah proses penyelidikan selesai, kasus ini akan dilimpahkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Nganjuk.
"Iya (akan dilimpahkan ke) PPA, karena masih 12 tahun korbannya. Tentu setelah selesai kita lakukan penyelidikan," tandas Julkifli.
(abq/iwd)