Ngaku Di-bully, Pelajar SMP di Surabaya Lapor ke Polisi

Ngaku Di-bully, Pelajar SMP di Surabaya Lapor ke Polisi

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Rabu, 11 Des 2024 20:11 WIB
Penyidik Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo (tengah). (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Seorang pelajar salah satu SMP Negeri di Surabaya berinisial CW lapor ke polisi mengaku jadi korban bullying di sekolahnya. Kasus bullying ini juga menjadi perhatian publik usai diviralkan oleh seorang konten kreator Surabaya bernama Andy Sugar.

Video viral wawancara Andy Sugar dengan CW ini mendapat sejumlah tanggapan dari warganet. Siswa SMPN berusia 14 tahun itu di dalam video juga mengaku sudah melaporkan apa yang dia alami ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Kepada Andy, CW mengaku dirinya di-bully oleh sejumlah temannya di sekolah. Dia sempat dipukul, ditendang, hingga mendapatkan perlakuan yang mengarah pada tindakan asusila.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Iptu Suroto membenarkan itu. Menurutnya, personel Unit PPA Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak sudah melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus bullying itu.

"Petugas sudah melakukan pemeriksaan, ada 9 orang saksi yang sudah diperiksa kepolisian terkait kasus tersebut," kata Suroto dalam keterangan yang didapatkan detikJatim, Rabu (11/12/2024).

ADVERTISEMENT

Hal senada disampaikan Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Prasetyo. Menurutnya, korban juga mendapatkan pendampingan lantaran usianya masih anak.

"Kami juga sudah melakukan pendampingan terhadap korban dengan menggandeng DP3APPKB," ujarnya.

Prasetyo menegaskan laporan itu dibuat CW pada 11 Oktober 2024. Usai menerima laporan itu, pihaknya melakukan serangkaian penyelidikan, di antaranya memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan secara bertahap.

Selain itu, polisi juga menerapkan pemeriksaan psikiatri pada korban karena dikhawatirkan ada dampak dari dugaan bullying yang dialami.

"Hingga saat ini kami terus memproses dan menyelidiki laporan tersebut. Termasuk meminta keterangan pelapor, terlapor, hingga pihak sekolah korban. Kami akan lakukan pemeriksaan psikiatri pada korban terkait dampak psikologis yang dialaminya pasca perundungan," tuturnya.

Prasetyo memastikan laporan itu akan terus ditindaklanjuti. Sebab, kasus ini melibatkan anak sekolah.

"Kami juga berhati-hati dalam kasus ini agar tidak menyebabkan trauma pada anak," tutupnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads