Pembunuhan sadis sekeluarga pasangan guru di Kediri terungkap. Pelaku telah ditangkap kurang dari 24 jam di luar kota, tepatnya di Lamongan. Polisi menyampaikan ada dugaan pelaku merupakan orang dekat para korban.
Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto memimpin langsung penangkapan pelaku setelah memberi arahan penyelidikan bagi tim gabungan. Berdasarkan arahan itu tim gabungan Satreskrim Polres Kediri melakukan serangkaian penyelidikan yang mengarah pada pelaku yang berada di Lamongan.
Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah temuan jenazah keluarga pasangan guru di Kecamatan Ngancar, Kediri, terduga pelaku berhasil diamankan di Lamongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya Bimo belum bisa membeberkan identitas pelaku. Keterangan lengkap tentang identitas pelaku, modus pembunuhan, dan motif pembunuhan tersebut akan diungkap saat konferensi pers.
"Sabar, nanti saja terkait siapa dan motif modus pelaku tega melakukan perbuatan keji tersebut. Ini hasil kerja keras anggota mulai dari penyelidikan dan hasil olah TKP, anggota hingga pukul 01.00 WIB tadi," pungkas Bimo.
Satreskrim Polres Kediri mengantongi identitas terduga pelaku pembunuhan ini dari serangkaian penyelidikan serta keterangan dari sejumlah saksi, baik warga maupun keluarga korban.
Bimo mengakui ada dugaan bahwa pelaku merupakan orang dekat korban. Sebab, berdasarkan keterangan yang didapatkan detikJatim, polisi tidak menemukan adanya perusakan pintu atau indikasi bahwa pelaku masuk secara paksa ke rumah korban.
"Sabar ya, tapi indikasi tersebut bisa jadi orang yang dikenal dan dekat dengan korban," pungkas Bimo.
Sebelumnya, pasangan suami istri guru yakni Agus Komarudin (38) dan Kristina (34) ditemukan bersimbah darah bersama 2 anaknya, CAW (9) dan SPY (8). Agus, Kristina, dan CAW dinyatakan meninggal. Sedangkan SPY dalam keadaan kritis.
Agus yang merupakan guru SD di Desa Babadan, Kediri dan istrinya guru di salah satu SD di Kabupaten Tulungagung ditemukan oleh rekan guru Agus bernama Supriono saat hendak menengok keadaan mereka.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Supriono kepada tetangga korban, Karsiman, Agus sebelumnya sempat izin tidak mengajar sehari. Namun hingga Kamis, Agus tetap tidak datang ke sekolah untuk mengajar. Karena itulah, Supriono ingin menengok keadaannya.
Sekitar pukul 09.00 WIB, saat Supriono berupaya mengetuk pintu rumah Agus di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, dia tidak mendapat jawaban dari tuan rumah. Supriono kemudian mengintip melalui jendela.
"Nggak bisa masuk. Wong jalannya cuma satu ini. Tapi pas ngintip dia lihat kok ada tangan dijepit pintu gitu, banyak darah. Akhirnya manggil tetangga dan lapor ke perangkat desa," kata Karsiman.
Bersamaan dengan temuan jenazah keluarga guru ini, Karsiman mengatakan bahwa mobil Avanza putih milik Agus diduga hilang dari tempatnya diparkir. Belum ada keterangan lebih lanjut tentang mobil milik Agus ini dari pihak kepolisian.
(dpe/fat)