Imbauan Pj Gubernur Soal Saksi Paslon Pilbup Sampang Tewas Dibacok

Imbauan Pj Gubernur Soal Saksi Paslon Pilbup Sampang Tewas Dibacok

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 18 Nov 2024 14:20 WIB
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyon
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Saksi paslon nomor urut 2 di Pilbup Sampang Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz (Jimat Sakteh) tewas dibacok segerombol orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang.

Aksi pembacokan oleh sejumlah orang itu pun viral setelah sejumlah video tersebar di sejumlah media sosial. Diduga, pembacokan ini terkait konflik pendukung paslon di Pilbup Sampang.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono buka suara terkait insiden tersebut. Ia tengah berkoordinasi dengan kepolisian terkait hal itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya baru tadi malam mendengar itu. Sekarang kami sudah koordinasikan dengan Polda Jatim untuk pertama kalau kasusnya terkait pidana ya diselesaikan pidana," kata Adhy di Kantor Gubernur Jatim, Senin (18/11/2024).

"Tapi ketika kasusnya urusan soal dukung-mendukung, kami imbau masing-masing paslon tentunya ikut mengendalikan pendukungnya. Bahwa pesta demokrasi ini bukan dilakukan dengan cara-cara kekerasan seperti itu, akan merugikan dan merusak persatuan kita. Oleh karena itu, ini dalam penanganan," tambah Adhy.

ADVERTISEMENT

Adhy mengungkapkan menjelang hari H coblosan pada 27 November, eskalasi politik di Jawa Timur mulai meningkat. Ia mewanti-wanti paslon bisa mengatur pendukungnya.

"Kami juga mengimbau tidak hanya di Sampang, potensi-potensi bisa terjadi di mana saja. Semakin mendekati tanggal 27 November, kelihatannya kita harus ekstra hati-hati. Saat ini eskalasi politik sudah naik," tegasnya.

"Sore ini kita akan rapat koordinasi dengan kapolda terkait semua situasi keamanan ini," lanjutnya.

Adhy juga meminta semua stakeholder bersama tokoh masyarakat bersatu menjaga situasi kondusif di Jawa Timur. Sebab, situasi semakin memanas jelang coblosan.

"Otomatis mendekati hari akhir kampanye, banyak dukungan besar-besaran dan mulai muncul ujaran kebencian muncul lagi. Kami khawatir kalau semua stakeholder dan tokoh masyarakat tidak bersatu untuk mengedukasi, memberi sosialisasi, nanti bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," bebernya.

"Pihak keamanan dan pemerintah kabupaten/kota kami imbau juga turun melakukan sesuatu yang mendamaikan wilayah mereka. Saat ini kami juga sudah memperketat keamanan," tandasnya.




(hil/iwd)


Hide Ads