Pengasuh Ponpes Raudlatul Ulum Dusun Kaseman, Desa Parseh Kecamatan Socah berinisial SF (45) diduga kabur sebelum ditangkap polisi. Namun tudingan itu ditepis kuasa hukum SF.
Kuasa hukum SF, Bahtiar Pradinata mengatakan kliennya tidak berusaha kabur dari kasus yang menjeratnya. Namun, dia ke Probolinggo untuk menghadiri acara salah satu keluarganya.
"Beliau tidak kabur, memang ke Probolinggo karena ada acara keluarga. Jadi di sana di rumah kerabatnya yang sedang ada acara," ujar Bahtiar saat dikonfirmasi, Kamis (7/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahtiar menyebut, SF berada di Probolinggo sebelum surat pemanggilan itu dikirim pihak kepolisian. Menurutnya, usai dari Probolinggo, dia sendiri akan mengantar kliennya ke polisi.
"Jadi memang rencananya mau saya antar ke polisi, namun ditangkap duluan. Beliau itu bilang akan bertanggung jawab jadi tidak akan melarikan diri,"imbuhnya.
Ia menambahkan, SF mengetahui kabar aksi demo warga ke ponpesnya melalui telepon.
"Iya karena di sana sinyalnya naik turun jadi untuk menghubungi juga putus nyambung," tandasnya.
![]() |
Sebelumnya, KBO Satreskrim Polres Bangkalan, Iptu Mas Herly Susanto mengaku menangkap kiai pelaku pencabulan beberapa santriwati. Pelaku diringkus di sebuah rumah Desa Pakuniran, Probolinggo, Rabu (6/11/2024).
"Iya betul, saat ini sudah dilakukan penahanan di Polres Bangkalan," kata Herly.
Sementara puluhan warga di Kecamatan Socah, Bangkalan, sempat melakukan demo di ponpes asuhan pelaku. Mereka marah karena sejumlah santriwati jadi korban pencabulan oknum pengasuhnya.
Terduga pelaku pencabulan sempat menghilang setelah sejumlah santriwati korban pencabulan buka suara. Karena hal ini, warga menuntut pelaku segera ditangkap dan ditahan. Sebab sebelumnya, pelaku sudah dilaporkan ke polisi.
Warga mendesak agar ponpes ditutup sementara hingga pelaku ditahan. Dalam aksinya, warga yang geram membawa dan membentangkan sejumlah poster dan spanduk kecaman terhadap pengasuh ponpes. Salah satunya: "Tangkap Kiai Cabul Secepatnya".
(dpe/fat)