Santri Ponpes Sidoraharjo, Gresik berinisial MSH (14) diamankan polisi. Dia diduga menghantam kepala seniornya, Akhmad Khoirul Habibil Umam (18) dengan batu bata putih hingga tewas.
Pelaku menghantam kepala seniornya sebanyak 3 kali hingga batu bata putih itu pecah saat tidur pulas pada Jumat (1/11/2024) dini hari.
Berikut Fakta-faktanya:
1. Santri Tewas Dipukul Batu Bata Juniornya
Saat itu, Jumat (1/11/2024) sekitar pukul 00.12 WIB, berinisial MSH (14) datang membawa batu bata ringan warna putih sepanjang 60 bm dan memukul ke kepala seniornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku menghantam kepala seniornya sebanyak 3 kali hingga batu bata putih itu pecah saat tidur pulas.
2. Kejadian Itu Diketahui Pengasuh Usai Mendengar Dengkuran Korban
Peristiwa itu baru diketahui pengurus pondok sekitar pukul 03.00 WIB saat melintas ruangan tempat kejadian perkara. Pengasuh itu mendengar dengkuran yang tidak biasa dari korban.
Saat didatangi, korban ternyata sudah dalam kondisi tengkurap, pelipis sebelah kiri lebam dan mulut berbusa.
3. Pengasuh Ponpes Temukan Korban Luka di Kepala-Mulut Berbusa
Di samping korban, pengurus ponpes menemukan pecahan batu bata ringan. Korban dalam kondisi tengkurap, pelipis sebelah kiri lebam dan mulut berbusa.
Pengurus ponpes segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Kedamean dan diteruskan ke Polres Gresik.
4. Motif Pelaku karena Menyimpan Dendam Kerap Dibully
Motif kekerasan itu diduga karena pelaku menyimpan dendam terhadap senior yang kerap mem-bully-nya.
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan senioritas memang terjadi di ponpes. Artinya, sering kali ketika santri junior melakukan kesalahan santri senior akan menindaknya. Tindakan yang dilakukan senior tak jarang juga mengarah kekerasan fisik.
"Sebetulnya tidak ada niat membunuh. Jadi akumulasi dendam (pelaku) memuncak karena sering dipukuli oleh korban," kata Aldhino, Senin (4/11/2024).
5. Korban Tegur Pelaku karena Melakukan Pelanggaran
Aldhino menambahkan korban sempat menegur MSH karena melakukan pelanggaran di lingkungan ponpes. Saat ini polisi masih mendalami pelanggaran apa yang dilakukan oleh MSH.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, diketahui bahwa pelaku MSH mengaku sering di-bully korban. Selama ini MSH sebenarnya tidak berani karena dia cuma santri junior.
6. Korban Kerap Pasrah Saat Dipetal-Bully yang Dialami
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, diketahui bahwa pelaku MSH mengaku sering di-bully korban. Selama ini MSH sebenarnya tidak berani karena dia cuma santri junior.
"Korban juga sering memotong rambut pelaku ketika melanggar peraturan di pondok. Sehingga pelaku menyimpan dendam," kata Aldhino.
7. Polisi Periksa 7 Saksi
Kanit PPA Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza menjelaskan puncak emosi MSH kepada Khoirul terjadi pada Jumat (1/11) dini hari. Saat itu MSH bersama teman-temannya tidak berada di ponpes.
"Korban dan 7 rekan seangkatannya keluar pondok tapi tidak izin," jelas Hepi.
Khoirul yang bertugas sebagai tim keamanan ponpes lantas mencari keberadaan 8 santri tersebut. Namun hingga malam hari, cuma 6 santri yang kembali ke ponpes.
"Korban langsung memberikan hukuman dengan menggunduli kepala santri-santri itu," terangnya.
(dpe/fat)