Puluhan warga menggeruduk salah satu pondok pesantren di Kecamatan Socah, Bangkalan. Mereka melakukan demo untuk menuntut pengasuh ponpes tersebut ditangkap.
Para warga marah karena sejumlah santriwati menjadi korban pencabulan salah satu oknum pengasuhnya.
Berikut 6 Fakta Ponpes di Bangkalan Digeruduk Buntut Kasus Pencabulan Santriwati:
1. Pengasuh Ponpes Menghilang
Pengasuh ponpes terduga pelaku pencabulan yakni S. Sosoknya kini menghilang setelah sejumlah santriwati korban pencabulan buka suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran hal ini, warga menuntut pelaku segera ditangkap dan ditahan sebab sebelumnya, pelaku sudah dilaporkan ke polisi. Jika tidak, warga mendesak agar ponpes ditutup sementara hingga pelaku ditahan.
2. Warga Bawa Spanduk
Dalam aksinya, warga yang geram membawa dan membentangkan sejumlah poster dan spanduk kecaman terhadap oknum pengasuh. "Tangkap Kiai Cabul Secepatnya," demikian salah satu tulisan spanduk.
"Di sini sudah banyak korbannya. Kami tadi sudah bertemu pihak keluarga dan mereka minta waktu sampai hari Sabtu besok," ujar Pak Man salah satu warga, Kamis (31/10/2024).
3. Kades Sebut Ada Beberapa Korban
Kepala Desa setempat, M Ilyas membenarkan adanya dugaan pencabulan yang dilakukan pengasuh. Ia menyebut telah ada lima orang korban pencabulan yang melapor. "Yang melapor ke saya itu ada 4 atau 5 korban," terang Ilyas.
Menurut Ilyas, kasus pencabulan itu sudah dimediasi, hasilnya ponpes mengaku tak mengetahui keberadaan pelaku. Namun demikian, keluarga ponpes akan memberi waktu hingga Sabtu (2/11) untuk menemukan pelaku dan diproses hukum.
"Iya pihak keluarga bilang tidak tahu pelaku ada di mana sekarang. Tadi disepakati, mereka meminta waktu hingga Sabtu," pungkasnya.
4. Pelaku Diduga Mantan Anggota DPRD Bangkalan
Sebagai informasi, aksi pencabulan diduga dilakukan pengasuh pondok pesantren S (45), warga Kecamatan Socah terhadap santrinya yang berusia 13 tahun. Pengasuh ponpes itu diketahui merupakan mantan anggota DPRD Bangkalan.
Ketua DPC PPP Bangkalan, KH Hasbullah Muhtarom membenarkan S merupakan Anggota DPRD dari PPP. Namun S dinyatakan sudah nonaktif sebagai kader partai.
Yang bersangkutan disebut telah mengundurkan diri usai purna menjadi Anggota DPRD periode 2009-2014.
"Sejak selesai menjadi dewan, beliau sudah tidak pernah aktif dan tidak masuk ke kepengurusan PPP lagi," katanya, Minggu (27/10/2024).
5. PPP Sayangkan Aksi Dugaan Pencabulan Kiai
Dia mengatakan pengunduran diri S dari partainya karena ingin fokus di dunia pendidikan dan membangun lembaga pendidikan sendiri. Sehingga partai tak menghalangi niat mulianya itu.
"Waktu itu beliau bilang ingin fokus di dunia pendidikan," imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Ra Has ini menyayangkan adanya dugaan kejadian pencabulan yang dilakukan oleh mantan kadernya. "Saya secara pribadi menyayangkan adanya kejadian tersebut," pungkasnya.
6. Keluarga Sudah Lapor Polisi
Sebelumnya, seorang santriwati berusia 13 tahun di Bangkalan mengalami pelecehan seksual oleh pengasuh ponpes di Kecamatan Socah, Bangkalan. Keluarga korban yang tidak terima dengan perbuatan bejat pelaku melaporkan hal ini kepada polisi.
Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Heru Cahyo membenarkan adanya laporan itu. Dia mengatakan keluarga korban melaporkan pria berinisial S (45), warga Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan.
"Iya betul, kami sudah menerima laporan tersebut tadi malam," terang Heru Cahyo.
(hil/fat)