Geger Carok Pak Ogah di Gresik gegara Rebutan Lahan Polisi Cepek

Round-Up

Geger Carok Pak Ogah di Gresik gegara Rebutan Lahan Polisi Cepek

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 31 Okt 2024 08:00 WIB
Suwirjo, pembantai 18 orang di Banyuwangi, Jawa Timur tahun 1987
Foto: Ilustrator: Edi Wahyono
Gresik -

Dua pria di Kebomas, Gresik terlibat duel carok. Duel carok itu dipicu rebutan lahan untuk menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) atau polisi cepek.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (30/10/2024) sekitar pukul 07.30 WIB. Duel carok tersebut sempat direkam salah satu pengendara roda dua yang hendak bekerja dan viral di media sosial.

"Ini tadi jam berangkat kerja ada perkelahian dengan membawa senjata tajam," demikian keterangan dalam video.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video tersebut, tampak dua orang membawa senjata tajam sedang berkelahi. Salah satu pria tampak mengejar lawannya. Korban pun tersungkur lalu dibacok pria tersebut hingga bertubi-tubi.

Para pengendara pun tidak berani melerai karena takut terkena sabetan senjata tajam yang dibawa keduanya. Bahkan, salah satu anggota polisi lalu lintas yang berusaha melerai hanya bisa menjaga jarak agar tidak terkena sabetan senjata tajam.

ADVERTISEMENT

Duel carok itu kemudian diselidiki Polsek Kebomas. Kedua pria yang terlibat duel carok belakangan diketahui bernama Imron (51) warga Surabaya dan Rohman, warga Gresik.

"Yang kita amankan bernama Imron, karena dia pemilik senjata tajam celurit," kata Kanit Reskrim Polsek Kebomas Ipda Arief kepada detikJatim, Rabu (30/10/2024).

Arief menambahkan, saat ini pelaku lain bernama Rohman, masih menjalani perawatan di RSUD Ibnu Sina. Ia terkena sabetan celurit pada telapak tangan bagian kanan.

"Masih dirawat, nanti kita akan mintai keterangan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut," tambahnya.

Dari pengakuan Imron, pemicu duel carok itu ternyata dipicu rebutan lahan supeltas atau polisi cepek di putaran balik tepat di depan SPBU Kebomas. Sehari sebelum kejadian, Imron mengaku sempat mendapat ancaman dari lawannya akan dibunuh.

"Saya ini sudah mencari nafkah di sana sejak 10 tahun. Lah dia haknya apa melarang saya mencari nafkah di situ, bahkan saya diancam akan dibunuh," ungkap Imron.

Menurut Imron, lawannya ingin menguasai lahan yang selama ini menjadi tempatnya mencari nafkah. Ia pun tidak menyesali perbuatannya yang telah melukai Rohman.

"Saya gak menyesal, karena dia sudah mengusik tempat saya mencari nafkah untuk keluarga," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads