Kejaksaan Agung (Kejagung) menangkap tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang memberikan vonis bebas ke Gregorius Ronald Tannur dalam kasus pembunuhan Dini Sera. Selain itu, Kejagung juga menangkap seorang pengacara.
Informasi yang dihimpun pengacara tersebut bernama Lisa Rahman. Ia juga tampak dikeler ke gedung Kejati Jatim dengan tiga hakim PN Surabaya yakni Erintuah Damanik, Heru dan Mangapul. Lisa tampak mengenakan masker, berpakaian kemeja oranye. Ia juga enggan menjawab pertanyaan awak media dan langsung masuk ke gedung.
"(Ada) 3 hakim, 1 lawyer," kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Febrie Adriansyah seperti dilansir dari detikNews, Rabu (23/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Febri belum menyebutkan lebih detail perihal dengan duduk perkara kasus tersebut. Dia hanya membenarkan kalau antara lawyer dengan tiga hakim turut terlibat dugaan suap.
"Betul (dugaan kasus suap)," ujarnya.
Vonis bebas Ronald Tannur dalam kasus dugaan pembunuhan Dini Sera itu menjadi sorotan. Hakim, dalam pertimbangannya, menyatakan Ronald Tannur tidak terbukti membunuh Dini sebagaimana dakwaan jaksa.
Hakim menyebutkan Ronald Tannur tidak terbukti melindas Dini dengan mobil. Hakim, dalam pertimbangannya, juga menyatakan telah mempertimbangkan hasil visum terhadap jenazah Dini.
Hasil visum itu menyatakan terdapat luka lecet pada dada, perut, lengan atas kiri, tungkai atas kanan dan kiri, tungkai bawah kiri akibat kekerasan tumpul. Selain itu, ada luka memar pada kepala, telinga kiri, leher, dada, perut, punggung, anggota gerak atas kanan, lengan atas kiri, dan tungkai atas kiri akibat kekerasan tumpul.
Dalam pertimbangannya, hakim juga mengutip keterangan dokter soal luka robek majemuk pada organ hati akibat kekerasan tumpul serta temuan alkohol di dalam tubuh Dini. Vonis bebas itu kemudian menuai sorotan.
Komisi Yudisial (KY) telah melakukan pengusutan terkait pelanggaran etik para hakim terkait vonis bebas tersebut. Dalam rapat di DPR, KY menyatakan tiga hakim itu akan dijatuhi sanksi etik berat. Mereka akan diberhentikan.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Selengkapnya di sini.
(abq/iwd)