Duka menyelimuti kediaman Alfin Syafiq Ananta (17), remaja yang meninggal akibat dikeroyok oknum pesilat di Karangploso, Kabupaten Malang. Keluarga meminta para pelaku dihukum seberat-beratnya.
Ayah korban Nanang Kuswanto (42) mengatakan bahwa fakta hukum harus dibuka seadil-adilnya. Jangan sampai perbuatan pelaku tidak memperoleh hukuman yang setimpal.
"Kalau memang bersalah, jangan sampai ada yang ditutup-tutupi. Tolong pihak berwajib menindak pelaku-pelakunya," ujar Nanang kepada wartawan di kediamannya, Kamis (12/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nanang, sepengetahuannya, anaknya memang tak pernah mengikuti perguruan silat. Ia juga tak tahu kalau korban punya atribut PSHT yang kemudian memicu pengeroyokan tersebut.
"Setahu saya tidak (ikut silat) dan tidak punya atribut PSHT. Tapi yang beredar Alfin (korban) pakai baju PSHT, dan ada temannya namanya Sandi tahu dan mengklarifikasi," ucapnya.
"Temannya namanya Sandi ini termasuk licik, meskipun pesilat tidak berani satu lawan satu. Justru mengajak teman-temannya, merencanakan untuk mengeroyok anak saya," sambungnya.
Dia pun meminta agar pelaku dihukum berat meski masih di bawah umur, karena sudah merencanakan untuk menganiaya putranya hingga meninggal.
"Itu tolong dihukum secara berat, ini bukan anak-anak lagi. Perbuatannya sudah tidak manusiawi," tegasnya.
Nanang turut menjelaskan, bahwa berdasarkan rekaman CCTV terlihat putranya dikeroyok sejumlah orang. Bahkan ia menduga, putranya mengalami gegar otak akibat dipukul menggunakan sebuah benda di bagian kepala belakang.
"Dari rekaman CCTV terlihat, anak saya dikeroyok. Dan itu, kenapa kepala anak saya sampai pecah dan gegar otak, karena dipukul pakai paving," jelasnya.
Terpisah, Kasi Humas Polres Malang AKP Ponsen Dadang Martianto mengatakan pihaknya telah menerima para pelaku pengeroyokan korban. Menurutnya, saat ini pihaknya melakukan pemeriksaan terhapad para pelaku.
"Polsek Karangploso telah menyerahkan sembilan terduga pelaku pengeroyokan. Saat ini sembilan terduga itu masih dalam pemeriksaan," kata Dadang.
Sebelumnya, seorang remaja berinisial ASA (17) asal Ngenep, Karangploso, Kabupaten Malang jadi korban pengeroyokan. Akibatnya, korban koma dan dirawat di RS Tentara dr Soepraoen, Kota Malang.
Kapolsek Karangploso AKP Moch Sochib mengatakan korban dikeroyok Jumat (6/9/2024), malam. Menurutnya, korban koma karena luka yang dialami cukup parah.
"Korban masih mengalami koma, dirujuk ke RST Soepraoen dari RS Prasetya Husada. Karena ada sejumlah organ dalam yang mengalami kerusakan, akibat dugaan penganiayaan," ujar Sochib kepada detikJatim, Senin (9/9/2024).
Sochib mengatakan pihaknya telah mengamankan 8 orang yang diduga pelaku pengeroyokan. Mirisnya beberapa pelaku mirisnya masih di bawah umur.
Dari delapan orang yang diamankan, lima merupakan anak di bawah umur. Mereka PIA (15), MAS (17) RH (14), VM (16), dan HQN (16) mereka asal Kecamatan Karangploso. Sementara tiga orang lain adalah Ragil (19), warga Ngenep, Kecamatan Karangploso dan dua pelaku lain adalah Iman (25) dan Nurrochman (27), warga Kota Batu.
(abq/iwd)