Nasib pilu dialami Sandra (30), warga Darmo Indah Selatan, Kecamatan Tandes, Surabaya. Ia ditemukan tewas di rumahnya dengan kondisi leher terlilit kabel USB.
Awalnya, Sandra disangka tewas bunuh diri. Fakta baru terungkap, ternyata Sandra dihabisi sang adik.
Berikut 5 Fakta Pilu Nyawa Sandra Melayang Dihabisi Adik dengan Kabel USB:
1. Ditemukan Satpam
Korban pertama kali ditemukan oleh satpam perumahan pada Selasa (30/7). Sebab saat itu, satpam curiga rumah dalam keadaan pintu terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rumahnya (korban) dalam kondisi terbuka," kata Joko Winarno, warga setempat, Rabu (31/7/2024).
2. Sandra Dikenal Tertutup
Benar saja, satpam menemukan korban tewas dalam kondisi leher terlilit kabel USB. Awalnya korban yang tewas sempat dikira bunuh diri dan segera dilaporkan ke polisi.
Menurutnya, korban selama ini tinggal sendirian di rumah tersebut. Di mata warga, korban dikenal pribadi yang tertutup.
"Jarang (bersosialisasi), hanya keluar rumah saat berangkat kerja," ujar Joko.
3. Terungkap dari Hasil Autopsi
Namun dugaan bunuh diri tersebut terbantahkan. Sebab dari hasil olah TKP dan autopsi pada Rabu (31/7/2024), korban ternyata tewas karena dibunuh.
"Dengan dasar kemarin adanya penemuan mayat akhirnya kami lakukan serangkaian penyelidikan dan autopsi," kata Plt Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Teguh Setiawan.
4. Pelaku Adik Kandung Korban
Tak lama setelah melakukan olah TKP dan gelar perkara, polisi lalu mengamankan pelaku pembunuhan. Pelaku tak lain adalah Sari yang merupakan adik korban.
"Benar, (pelaku) masih keluarga (dengan korban)," kata Teguh
5. Sempat Terlibat Cekcok
Menurut Teguh, sebelum menghabisi korban, pelaku sempat terlibat cekcok. Awalnya korban diduga tewas karena bunuh diri karena adanya kabel yang melilit di lehernya.
"Sementara adanya cekcok antar keluarga," tutur Teguh.
6. Motif pembunuhan konflik keluarga
Pembunuhan Sandra yang dilakukan adiknya sendiri ternyata karena konflik keluarga. Plt Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Teguh Setiawan mengatakan pelaku dan korban sempat berdebat dan cekcok sebelum terjadi pembunuhan.
"Konflik keluarga, cekcok berdebat intinya itu. Makanya ini masih kami dalami kata-kata apa yang memicu emosi refleknya si pelaku," kata Teguh.
(hil/iwd)