Tiga pengeroyok pasutri di Kota Kediri yang viral telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Lalu apa motif pengeroyokan tersebut?
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji menjelaskan pengeroyokan tersebut bermula saat keduaa korban mengendarai motor dan melintas di kawasan GOR Jayabaya.
Saat itu, korban mengenakan jaket yang bertuliskan komunitasnya. Kedua korban selanjutnya berpapasan dengan komunitas lain yang sedang mengendarai motor. Dari situ lah kemudian korban dikeroyok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh pelaku sebagai atribut dari kelompok lain. Kemudian para pelaku berusaha merampas jaket yang dikenakan korban dengan disertai kekerasan dan aniaya," kata Bramastyo, Selasa (9/7/2024).
Senada, Kasat Reskrim Polres Kediri Kota Iptu M Fathur Rozikin pengeroyokan tersebut memang dipicu jaket yang dikenakan korban. Sebab, jaket tersebut dinilai dari luar kelompok para pelaku.
"Motif mereka memang ingin melakukan penganiayaan karena korban dianggap menggunakan baju di luar kelompoknya," terang Fathur.
Fathur juga menegaskan bahwa korban perempuan yang dinarasikan hamil saat dikeroyok juga tak benar. Sebab saat dikeroyok korban laki-laki mengaku istrinya hamil agar tak dikeroyok lebih lanjut.
"Jadi saya tegaskan lagi, korban sang istri ini tidak hamil, juga tidak keguguran. semuanya demi agar ia (korban) tidak dianiaya lagi oleh pelaku," tandas Fathur.
Atas perbuatannya, ketiga pelaku kini terancam dijerat Pasal 170 KUHP dimana barang siapa yang dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang (pengeroyokan) diancam pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.
Sebelumnya, sebuah video penganiayaan di Kediri beredar viral di media sosial. Adapun korbannya pasangan suami istri (pasutri).
Dalam video yang berdurasi 32 detik itu, tampak pasutri tersebut dikeroyok ramai-ramai saat terjebak kemacetan di jalan Kediri.
Sedangkan keterangan dalam video disebutkan pengeroyok merupakan oknum pesilat. Dalam keterangan lainnya, korban perempuan juga disebut tengah hamil.
Meski sudah tak berdaya, namun massa tetap memukuli suami istri tersebut. Massa juga tampak menendang kanan dan kiri motor yang ditunggangi pasutri tersebut.
Karena semakin tak terkendali pasutri tersebut selanjutnya diseret turun dari motornya. Meski demikian tak ada yang berani melerai.
"Ya Allah mesakno sing wedok (Ya Allah, kasihan yang perempuan)," demikian suara perekam yang berada persis di belakang pengeroyokan tersebut.
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota Iptu M Fatur Rozikin saat dikonfirmasi membenarkan pengeroyokan tersebut. Adapun pasutri yang dikeroyok tersebut berinisial AK (21) dan PT (22).
Menurut Fathur, pengeroyokan tersebut terjadi di jalan GOR Jayabaya, Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Saat itu, kedua korban dari Simpang Lima Gumul (SLG) dan hendak menonton konser di GOR. Namun kedua korban terjebak kemacetan dan kemudian jadi korban pengeroyokan.
"Iya benar kejadian tersebut diperkirakan terjadi pada Sabtu (29/6/2024)malam. Pasutri tersebut barusan pulang dari kawasan SLG dan akan nonton tontonan musik di GOR Joyoboyo Kota Kediri," kata Fathur, Senin (1/7/2024).
(abq/fat)