Apa yang dilakukan orang tua di Kediri ini bikin geleng-geleng kepala. Pasangan suami istri berinisial NA (26) dan MTM (23) ini tega menyiksa anaknya yang masih balita hingga tewas.
Setelah itu, keduanya mengubur jasad sang anak di samping rumah. Temuan makam ini sempat menggemparkan warga Dusun Babakan, Desa Tugurejo, Kediri.
Akhirnya, kuburan yang masih basah tersebut digali dan ternyata berisi tubuh seorang bocah balita. Yang lebih mengagetkan lagi, balita itu adalah FT (3) yang merupakan anak NA dan MTM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Balita FT (3) dikubur di liang lahad yang berjarak setengah meter di sebelah utara rumah kontrakan orang tuanya. Balita perempuan itu dikubur di kedalaman 50 cm di liang lahad sepanjang 140 cm dengan lebar 40 cm.
Berikut 7 Fakta Sadis Ortu Siksa Balitanya hingga Tewas Lalu Kubur di Samping Rumah:
1. Awal Mula Kasus Terbongkar
Kasus ini terbongkar karena kecurigaan nenek korban yang juga ibu dari NA. Kasus pembunuhan ini terbongkar dari pengakuan NA sendiri, ibu kandung korban kepada keluarga besarnya di Kabupaten Nganjuk.
Pengakuan NA itu disampaikan oleh Sukamto (55), perangkat desa sekaligus tetangga keluarga korban di Desa Pace, Nganjuk.
Kepada detikJatim, Sukamto (55) menuturkan bahwa NA sempat pulang ke Nganjuk untuk menyampaikan kepada kedua orang tuanya bahwa dia bersama suaminya, MTM, ayah tiri korban, telah menguburkan anak kandungnya FT pada Minggu (23/6) setelah subuh.
2. Balita Disebut Tewas Kecelakaan
NA menyampaikan itu lalu meminta maaf kepada keluarga besarnya bahwa cucu maupun keponakan mereka yang masih berusia 3 tahun meninggal karena sakit dan sempat mengalami kecelakaan hingga meninggal.
"Saya kan tetangga dan perangkat desa. Tadi pagi ibunya (NA) ke Nganjuk meminta maaf dan mengaku anaknya meninggal karena sakit dibawa ke rumah sakit dan sempat kecelakaan sepulang dari rumah sakit, anaknya terjatuh sehingga meninggal," kata Sukamto, Selasa (25/6/2024)
3. Pengakuan Ibu
Sukamto sempat menanyakan juga, kenapa korban nekat mengubur jasad anaknya di samping rumah tanpa melapor ke pihak desa dan RT atau perangkat desa setempat? NA mengaku takut kepada perangkat desa dan keluarga besarnya atas kematian anaknya.
"Karena takut sama orang tua dan mertua. Saya tanya gitu, kenapa kan? Kok enggak lapor masyarakat," jelas Sukamto.
Keluarga yang tak percaya dengan keterangan ibu korban akhirnya melapor ke polisi, baca di halaman selanjutnya!
4. Keluarga Lapor Polisi
Keluarga besar NA di Nganjuk yang menaruh curiga segera melapor ke perangkat desa di Nganjuk untuk bersama-sama ke TKP rumah korban di Kediri. Mereka juga melaporkan itu ke Polres Kediri yang kemudian memutuskan membongkar kuburan dan menyelidiki kematian balita itu.
"Akhirnya saya bersama keluarganya Nganjuk ke sini (Kediri) bersama perangkat desa dan pihak kepolisian hingga berakhir seperti ini," ujar Sukamto.
5. Polisi Sebut Balita Dibunuh
Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama memastikan bahwa FT merupakan korban pembunuhan. Ini disimpulkan berdasarkan hasil visum yang dilakukan terhadap jenazah korban setelah proses ekshumasi. Ditemukan luka lebam akibat benda tumpul pada bagian kepala korban.
"Ini sementara hasil visum ada ditemukan. Ada luka bekas benda tumpul pada bagian kepala korban. Kami pastikan korban merupakan korban pembunuhan," Kata Fauzy, Selasa (25/6/2024).
6. Pelaku Ortu Balita
Fauzy memastikan bahwa pelaku yang membunuh dan menguburkan korban adalah orang tua korban sendiri. Baik NA dan MTM telah mengakui perbuatannya.
"Jadi kedua orang tuanya ini mengakui perbuatannya mengubur anaknya dan menjadi pelaku pembunuhan, namun keduanya memiliki peran sendiri-sendiri," ujar Fauzy.
7. Penganiayaan Dipicu Emosi
Fauzy mengatakan bahwa peran kedua orang tua sang balita malang itu masih didalami. Kini keduanya masih diamankan di kantor polisi dan masih menjalani pemeriksaan intensif.
"Yang jelas keduanya mengakui menjadi pelaku dan menganiaya karena sang anak memicu emosi mereka. Seperti apa perannya dan bagaimana cara mereka, nanti ya," tandas Fauzy.