Teriakan perempuan minta tolong tiba-tiba memecah ketenangan warga Perumahan Wilis Indah II, Kediri. Warga yang mendengar sekonyong-konyong semburat keluar. Suara perempuan tersebut ternyata bersumber dari arah rumah Siti Masitoh.
Perempuan 30 tahun itu tampak histeris di depan rumahnya yang tengah dilalap si jago merah. Warga yang berdatangan lalu mencoba membantu memadamkan dengan alat seadanya di rumah Jalan H nomor 1 itu.
Baru saja api bisa dipadamkan, warga dikejutkan dengan sosok mayat laki-laki yang telah gosong. Belakangan diketahui mayat tersebut adalah Marno, suami Masitoh.
Kasus kebakaran yang menewaskan Marno ini lantas dilaporkan ke polisi. Polisi yang datang kemudian melakukan olah TKP dan penyelidikan.
Penyelidikan dipimpin langsung oleh Kapolres Kediri Kota saat itu, Kompol Tomsi Tohir. Sejumlah saksi yang mengetahui peristiwa kebakaran tersebut kemudian diperiksa. Tak terkecuali Masitoh.
Dalam keterangannya, Masitoh menyebut kebakaran tersebut akibat korsleting listrik. Masitoh mengungkapkan saat itu suaminya ada di dalam rumah terjebak.
Namun, petugas yang melakukan olah TKP menemukan fakta lain bahwa sumber api berasal dari tubuh Marno. Bukan dari arus pendek listrik yang disebut Masitoh.
Dugaan Marno tewas dibakar istrinya pun menyeruak. Masitoh selanjutnya diamankan ke Mapolres Kediri Kota. Di sana ia diperiksa secara intensif.
Di hadapan penyidik, Masitoh lalu mengakui telah menghabisi dan membakar suaminya. Masitoh menjelaskan, sebelum membakar, ia terlebih dahulu menghabisi suaminya dengan sebuah parang, Rabu, 2 Oktober 2002.
Masitoh merekayasa pembunuhan. Baca halaman selanjutnya...
(abq/dte)