Seorang pemilik warung di Lamongan jadi korban gendam. Akibatnya, sejumlah perhiasan senilai Rp 20 juta raib.
Korban gendam yakni Sri Sugiarti (59), warga Dusun Tunggun, Desa Tunggunjagir, Kecamatan Mantup. Korban kini telah lapor ke polisi.
"Benar, kepolisian telah menerima laporan kejadian penipuan dengan modus gendam yang dialami oleh seorang pemilik warung di Desa Tunggunjagir, Kecamatan Mantup pada Jumat (7/6)," kata Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Andi Nur Cahya, Sabtu (8/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian yang dialami oleh korban ini bermula ketika ia didatangi pelaku yang turun dari sebuah mobil Sigra warna putih. Usai turun dari mobil, pelaku lalu masuk ke dalam warung.
"Salah satu pelaku ini kemudian membeli gorengan sebesar Rp 15 ribu dan kembali lagi ke mobil," ujar Andi.
Tidak lama kemudian, sosok pria yang membeli gorengan tersebut kemudian turun dari mobil dan kembali ke dalam warung korban.
Saat membeli gorengan ini, pelaku lalu menanyakan alamat Kepala Dusun Jagir, saat bertanya ini pelaku lalu mengajak korban masuk ke dalam mobil.
Ternyata, di dalam mobil tersebut sudah ada 2 orang memakai baju koko putih di jok belakang serta memakai serban. Sedangkan satu orang lagi duduk di bagian depan.
"Setelah korban masuk ke dalam mobil, korban kemudian dipepet oleh pelaku yang turun membeli gorengan dan pintu dihalangi dari luar sehingga korban terjepit," jelasnya.
Salah seorang pelaku yang memakai serban lalu menyuruh korban untuk menirukan bacaan yang diperintah pelaku. Korban yang terdesak menuruti lalu disuruh minum air mineral kemasan gelas. Saat itu lah korban tidak sadarkan diri.
Saat korban masih di dalam mobil dan pengaruh gendam, beberapa saat kemudian datanglah saksi yang bernama Latifah yang masih tetangga korban.
"Saksi ketika itu datang ke warung untuk mencari korban dan ternyata tidak ketemu. Namun, saksi melihat ada mobil warna putih terparkir di depan warung korban," lanjutnya.
Saksi kemudian membuka pintu mobil pelaku yang saat itu terbuka dan bilang ke korban agar keluar. Setelah dipanggil oleh Latifah, korban kemudian turun dari mobil.
Ketika itu, korban maupun saksi belum sadar jika telah menjadi korban penipuan dengan modus gendam. Usai melihat korban turun dari mobil, saksi kemudian pulang untuk mengambil mi instan.
"Saat kembali lagi ke warung, saksi mendapati korban pingsan dan menangis karena baru sadar jika telah menjadi korban penipuan setelah diberi minum dan diberi sabun mandi oleh para pelaku yang katanya untuk digunakan mandi di masjid," paparnya.
Sadar aksinya ketahuan, komplotan pelaku gendam ini kemudian melarikan diri ke arah timur dan mengalami pecah ban depan dan belakang. Mereka kemudian memasukkan mobil mereka ke halaman rumah warga dan sempat akan mengganti ban. Namun, para pelaku ini kemudian panik dan meninggalkan mobil mereka di halaman rumah warga.
"Pelaku melarikan diri dengan menghentikan truk dan menumpang ke arah barat, sedangkan 2 orang pelaku lainnya menumpang warga menggunakan sepeda motor melarikan diri ke arah timur," tandasnya.
Pelaku berhasil membawa barang-barang berharga milik korban berupa 3 buah cincin emas, 1 buah kalung emas, 1 buah gelang emas dan 1 buah liontin. Tafsiran kerugian akibat aksi gendam ini sekitar Rp 20 juta.
Andi menegaskan, pihak kepolisian menindaklanjuti kasus penipuan dengan modus gendam ini dengan meminta keterangan sejumlah saksi. "Kami imbau warga untuk hati-hati saat menerima tamu, apalagi tamu tak dikenal, usahakan untuk mengajak seseorang agar bisa menemani bertemu dengan tamu tak diundang tersebut," imbaunya.
(abq/dte)