Teror 3 Koboi Jalanan Surabaya yang Motifnya Bikin Geleng Kepala

Round Up

Teror 3 Koboi Jalanan Surabaya yang Motifnya Bikin Geleng Kepala

Dida Tenola - detikJatim
Selasa, 28 Mei 2024 08:00 WIB
Dua dari 3 pelaku penembakan misterius dengan airsoft gun di Surabaya dan Sidoarjo. Satu lagi masih anak-anak.
2 dari 3 koboi jalanan yang ditangkap Polda Jatim. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

3 Koboi jalanan Surabaya yang menebar teror sepekan lalu akhirnya ditangkap dan dipamerkan ke publik oleh Polda Jatim. Setelah didalami, motif penembakan yang mereka lakukan bikin geleng kepala.

Kasus ini berawal saat sejumlah warga diteror penembak misterius. Yakni dua di jalan tol Waru arah Surabaya dan satu penembakan di Jalan Raya Babatan, Wiyung, Surabaya. Belakangan diketahui, setelah ketiga koboi jalanan itu tertangkap, mereka mengaku sudah beraksi di empat lokasi.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengatakan, pengungkapan itu dilakukan sesuai konstruksi kejadian di sejumlah lokasi oleh Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim 3 hari setelah kejadian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai yang disampaikan sebelumnya, kejadian ini tidak hanya di 1 TKP dan lebih dari 1 tersangka yang diamankan," kata Dirmanto dalam konferensi pers yang digelar di Bidhumas Polda Jatim, Senin (27/5/2024).

Polisi langsung melakukan olah TKP dan memburu terduga pelaku usai laporan penembakan pada 22 Mei 2024. Ada 4 korban yang melaporkan penembakan misterius itu.

ADVERTISEMENT

Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil mengidentifikasi 3 tersangka. Mereka adalah Nelson (20), mahasiswa warga Jemursari, Wonocolo, Surabaya, kemudian Jefferson (19), mahasiswa asal Sambikerep, Surabaya, dan seorang anak berinisial J, warga Surabaya.

Ketiganya terancam pasal pasal 170 KUHP subsider 351 ayat 1 KUHP juncto 55 KUHP juncto 64 KUHP dan atau pasal 1 ayat 1 UU darurat nomor 12 tahun 1951. Mereka terancam kurungan pidana selama 5 tahun 6 bulan penjara.

"Awalnya ada 2 korban dan 2 TKP pada Minggu (19/5) pukul 01.05 WIB di KM 758 tol Surabaya-Sidoarjo. Korban atas nama korban AR, luka di bibir dan pelipis kiri," ujar Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Totok Suharyanto.

Totok menjelaskan bahwa setiap tersangka memiliki peran masing-masing. Ada yang mengemudikan mobil, ada pula yang menembak.

"Nelson berperan sebagai pengemudi dan menembak. Jefferson dan anak di bawah umur itu berperan menembak serta duduk di kursi tengah. Masing-masing tersangka memiliki airsoft gun," jelasnya.

Totok menambahkan, Nelson dan Jefferson merupakan teman satu kampus. Keduanya saling kenal dan melakukan aksi penembakan itu secara bersama-sama.

"Mahasiswa aktif semuanya (JLK dan NBL). Hubungan mereka teman kuliah. Untuk satunya yang tidak dihadirkan adalah anak-anak, ada 2 peristiwa dan 4 TKP," tambahnya.

Beli air soft gun di online shop hingga motif iseng yang bikin geleng kepala. Baca halaman selanjutnya.

Para pelaku membeli air soft gun secara online. Nelson yang pertama memesan di toko online. Dia kemudian menjualnya lagi kepada Jefferson dan J.

"Mereka punya 5 senjata, tapi yang dipakai 3. Semuanya dibeli lewat Tokopedia," ungkap perwira polisi dengan tiga melati di pundak tersebut.

Guna menghindari kejaran polisi, mereka juga menggunakan pelat nomor palsu saat beraksi. Artinya, penembakan kepada 3 sopir truk dan seorang tukang sampah itu memang sudah direncanakan.

"Nopolnya palsu, sudah diganti sejak mau berangkat (beraksi)," tegas Totok.

Ketika ditanya motif penembakan itu, Totok menyebut ketiga pelaku cuma iseng. Para pelaku terinspirasi dari game online. Selain itu mereka menyasar korbannya secara acak.

"Keterangan sementara dari ketiganya karena iseng saja. Cara pilih korban random (acak) ya," kata Totok.

Dalam penyelidikan lebih lanjut yang telah dilakukan terhadap tersangka, Totok menjelaskan bahwa ketiganya mengaku memang kerap bermain game online. Namun, mereka tidak tergabung dalam sebuah komunitas.

"Terobsesi game online dari game di PC. Mereka hobi main game saja di PC, tidak ikut klub menembak atau komunitas gamers," bebernya.

Sementara itu, salah satu tersangka Jefferson menyampaikan rasa penyesalannya. Dia mengaku aksi main tembak itu cuma iseng.

"Saya iseng saja, Pak. Saya menyesali perbuatan saya," ucapnya.

(hil/dte)


Hide Ads