Kisah pilu dialami seorang perempuan di Surabaya yang menjadi korban teror dan pelecehan seksual oleh teman SMPnya. Korban mengaku sudah 10 tahun diganggu oleh temannya. Bahkan, ia sempat diancam akan dibunuh.
Korban mengalami pelecehan seksual secara daring. Ia kerap diganggu melalui media sosial hingga panggilan seluler. Selain teror melalui media sosial, ia mengaku juga mendapat teror secara langsung. Bahkan, begitu juga pada para mantan kekasihnya.
"Pengancaman juga ada, ketika saya ada yang dekati itu diancam akan dibunuh oleh dia dan menurut saya itu yang paling parah. Dia obsesi sama saya, kadang jujur dan kadang denial, jadi ya susah. Dia itu posesifnya kalau ada cowok yang dekat sama saya akan dibunuh, dia pun mengakui," kata korban saat ditemui awak media di Polda Jatim, Jumat (17/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gegara hal itu, korban memutuskan untuk menempuh jalur hukum. Ia lantas melaporkan kejadian itu ke Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim.
"Saya mengalami pelecehan dan peneroran lebih dari 10 tahun oleh teman saya smp. Awalnya saya niat baik dan saya ekstrovert, tapi dia introvert sekali. Ternyata kebaikan saya disalahartikan oleh dia dan dikira saya suka sama dia," imbuhnya.
"Saya sudah pernah menolak dia dan dia sempat confess di 2014 sampai 2015, tapi sudah saya tolak dengan cara baik-baik dan cara kasar juga tidak bisa, tapi berlanjut sampai sekarang," imbuhnya.
Korban mengaku tidak hanya sekali dua kali menolak AP. Mulai dari menyampaikan secara baik-baik hingga mengundang emosinya.
"Baik dengan keluarga dan mantan-mantan kekasih saya juga sudah (pernah bertemu dan berusaha dimediasi), jadi susah sekali dikasih tahu kalau saya tidak suka," ujar warga Surabaya Selatan itu.
Ia menerangkan, berbagai bentuk teror telah dialaminya sejak 2014. Tepatnya, ketika duduk di bangku kelas 2 SMA sampai 2024.
"Ada banyak, 440 akun di twitter untuk meneror saya, di instagram juga. Saya sampai kehilangan banyak Instagram (untuk menghindari AP). Tapi tidak hanya pembuatan akun, isi akunnya juga ada pelecehan seksual verbal dan foto juga," jelasnya.
Sebelumnya, korban sempat menuangkan curahan hatinya dalam X. Sontak cuitan korban mendapat beragam tanggapan. Hingga Jumat (17/5/2024) pukul 23.00, cuitan itu mendapatkan 4.4 ribu komentar, 23 ribu posting ulang, dan 81 ribu suka.
"Nggawe ratusan akun IG, Twitter, opo maneh. Ngirimi PAP (diduga pornografi) ngilokno aku lonte. Wes dijak ngomong secara manusia gaisok, diparani yo mbidek, sek gak kapok2. Ngancem bunuh diri yo gak dilakoni. 10 tahun lo iki kon ganggu orepku (Membuat ratusan akun Instagram, Twitter, apa lagi. Mengirim foto tidak senonoh dan mengolok saya. Sudah diajak ngobrol secara manusia tapi tidak bisa, dihampiri pun abai, masih tidak kapok-kapok. Mengancam mau bunuh diri tapi ya tidak dilakukan. 10 tahun hidupku ini kamu ganggu)," kata korban dalam cuitan di akun X miliknya yang dilihat detikJatim, Jumat (17/5/2024).
"Bener-bener kuwesel ya Allah 10 tahun aku di obses AP arek SMPN 34 Surabaya. Konco Sak kelas sing ngiro aku baper ambek de'e, padahal aku ancen ekstrovert dan peduli arek kelas, kesel diganggu 10 tahun orepku (benar-benar lelah ya Allah, 10 tahun jadi obsesi AP, anak SMPN 34 Surabaya. Teman satu kelas yang mengira saya punya perasaan dengan dua, padahal saya memang ekstrovert dan peduli anak kelas, capek diganggu 10 tahun hidupku)," imbuhnya.
(hil/iwd)