Seorang perempuan di Surabaya mengaku jadi korban teror dan pelecehan seksual oleh teman sekolahnya sendiri. Tak hanya pelecehan secara daring, korban juga kerap diganggu melalui media sosial hingga panggilan seluler.
Korban mengaku dilecehkan oleh lelaki yang merupakan teman di bangku SMP. Curahan kisahnya pun ia tuangkan dalam X.
"Nggawe ratusan akun IG, Twitter, opo maneh. Ngirimi PAP (diduga pornografi) ngilokno aku lonte. Wes dijak ngomong secara manusia gaisok, diparani yo mbidek, sek gak kapok2. Ngancem bunuh diri yo gak dilakoni. 10 tahun lo iki kon ganggu orepku (Membuat ratusan akun Instagram, Twitter, apa lagi. Mengirim foto tidak senonoh dan mengolok saya. Sudah diajak ngobrol secara manusia tapi tidak bisa, dihampiri pun abai, masih tidak kapok-kapok. Mengancam mau bunuh diri tapi ya tidak dilakukan. 10 tahun hidupku ini kamu ganggu)," kata korban dalam cuitan di akun X miliknya yang dilihat detikJatim, Jumat (17/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sontak cuitan korban mendapat beragam tanggapan. Hingga Jumat (17/5/2024) pukul 23.00, cuitan itu mendapatkan 4.4 ribu komentar, 23 ribu posting ulang, dan 81 ribu suka.
"Bener-bener kuwesel ya Allah 10 tahun aku di obses AP arek SMPN 34 Surabaya. Konco Sak kelas sing ngiro aku baper ambek de'e, padahal aku ancen ekstrovert dan peduli arek kelas, kesel diganggu 10 tahun orepku (benar-benar lelah ya Allah, 10 tahun jadi obsesi AP, anak SMPN 34 Surabaya. Teman satu kelas yang mengira saya punya perasaan dengan dua, padahal saya memang ekstrovert dan peduli anak kelas, capek diganggu 10 tahun hidupku)," imbuhnya.
Gegara hal itu lah, korban memutuskan untuk menempuh jalur hukum. Ia lantas melaporkan kejadian itu ke Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim.
"Saya mengalami pelecehan dan peneroran lebih dari 10 tahun oleh teman saya smp. Awalnya saya niat baik dan saya ekstrovert, tapi dia introvert sekali. Ternyata kebaikan saya disalahartikan oleh dia dan dikira saya suka sama dia," kata korban saat ditemui awak media di Polda Jatim, Jumat (17/5/2024).
"Saya sudah pernah menolak dia dan dia sempat confess di 2014 sampai 2015, tapi sudah saya tolak dengan cara baik-baik dan cara kasar juga tidak bisa, tapi berlanjut sampai sekarang," imbuhnya.
korban mengaku tidak hanya sekali 2 kali menolak AP. Mulai dari menyampaikan secara baik-baik hingga mengundang emosinya.
"Baik dengan keluarga dan mantan-mantan kekasih saya juga sudah (pernah bertemu dan berusaha dimediasi), jadi susah sekali dikasih tahu kalau saya tidak suka," ujar warga Surabaya Selatan itu.
Ia menerangkan berbagai bentuk teror telah dialaminya sejak 2014. Tepatnya, ketika duduk di bangku kelas 2 SMA sampai 2024.
"Ada banyak, 440 akun di twitter untuk meneror saya, di instagram juga. Saya sampai kehilangan banyak Instagram (untuk menghindari AP). Tapi tidak hanya pembuatan akun, isi akunnya juga ada pelecehan seksual verbal dan foto juga," jelasnya.
Selain teror melalui media sosial, ia mengaku juga mendapat teror secara langsung. Bahkan, begitu juga pada para mantan kekasihnya.
"Pengancaman juga ada, ketika saya ada yang dekati itu diancam akan dibunuh oleh dia dan menurut saya itu yang paling parah. Dia obsesi sama saya, kadang jujur dan kadang denial, jadi ya susah. Dia itu posesifnya kalau ada cowok yang dekat sama saya akan dibunuh, dia pun mengakui," terangnya.
Maka dari itu, korban menegaskan laporan kali ini adalah yang pertama kali dalam seumur hidup. Hal itu usai mendapat dukungan dari keluarga, kekasih, dan para netizen di X.
"Saya anak yatim, almarhum ayah saya adalah nakhoda buat saya. Sebelumnya saya tidak tahu arahnya kalau lapor dan prosesnya bagaimana, sedangkan saya harus melindungi ibu saya dan saya juga sudah curhat ke mereka. Pernah datang ke rumah, di 2018 pernah lempar jam tangan mati ada surat cinta jam 06.00 WIB. Lalu, pernah juga jam 01.00 dini hari sampai jam 04.00 subuh pernah menunggu berdiri di dekat rumah saya. Lalu, dia pernah perjalanan ke rumah saya tapi saya cegah di dekat masjid rumah saya, apalagi dia sempat ngetweet kalau dia akan ke rumah saya," paparnya.
korban mengaku, asusila secara langsung tidak pernah dialami. Namun, saking geram dan takutnya dia gegara AP kerap mengirim foto alat kelaminnya berulang kali melalui Instagram dan Twitter.
"Dia kirim foto lewat DM Instagram, di 2018 tahun terhancur dan tersiksa hidup saya. 2020 saya gregetan dan samperin dia dan itu yang terakhir saya ketemu dia. Yang berbau porno itu berbentuk foto dan difantasikan ke (foto) badan saya," tutupnya.
(pfr/iwd)