AKA, seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Matholi'ul Anwar Lamongan diduga dibanting oleh 3 temannya. Pihak ponpes pun buka suara terkait dugaan penganiayaan itu.
Pengasuh ponpes, Saifullah Abid mengatakan, peristiwa yang menimpa AKA terjadi bersamaan dengan kegiatan hafalan Al-Qur'an. Kegiatan itu berlangsung di salah satu gedung pondok pada 5 Mei 2024.
"Kami sudah bertanya ke tiga santri dan juga korban. Kejadian tersebut bisa terjadi lantaran guyonan (bercanda)," kata pria yang akrab disapa Gus Abid tersebut, Minggu (12/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu korban bersama tiga temannya selesai menyetorkan hafalan Al-Qur'an. Mereka kemudian bercanda di kamar tidur. Gus Abid membenarkan bahwa AKA memang sempat diikat.
"Dia diikat itu benar. Tapi, kalau dibanting sampai tak sadarkan diri itu tidak benar. Posisinya ketika itu korban diangkat bertiga, lalu jatuh begitu saja," ujarnya.
Setelah kejadian korban dibawa oleh pembina ke klinik dalam keadaan sadar. Di rekaman CCTV pondok juga terlihat korban terlihat lemas berjalan ke lantai dasar menemui salah satu pembina.
"Korban pascakejadian sadar, terlihat lemas dan jalan ke lantai dasar terekam CCTV menemui salah satu pembina kemudian dibawa ke faskes 1 di dekat pondok pesantren," ungkapnya.
Gus Abid juga mengungkapkan ada luka di telinga dan berdarah. Namun, dari pihak klinik menyebut jika korban tidak apa-apa. Pascakejadian, pihak pondok kemudian memanggil orang tua korban dan menceritakan kejadian tersebut.
Diberitakan sebelumnya, seorang santri di Lamongan diduga menjadi korban penganiayaan temannya sesama santri di pesantren. Orang tua korban melaporkan dugaan penganiayaan yang dialami anaknya ke Polres Lamongan.
Informasi yang dihimpun, santri salah satu ponpes di Lamongan yang diduga menjadi korban penganiayaan itu adalah AKA (13). Ia diduga menjadi korban penganiayaan teman sesama santri di ponpes.
"Benar, polisi telah menerima laporan dari orang tua AKA di Polres Lamongan pada Kamis (9/5) lalu," kata Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Andi Nur Cahya kepada wartawan, Sabtu (11/5).
(abq/dte)