Fakta-fakta 3 Kreator Konten Bangkalan Ditangkap Buntut Film Guru Tugas

Fakta-fakta 3 Kreator Konten Bangkalan Ditangkap Buntut Film Guru Tugas

Irma Budiarti - detikJatim
Kamis, 09 Mei 2024 10:45 WIB
Konten kreator Bangkalan
Potongan film Guru Tugas. (Foto: Tangkapan layar/YouTube)
Surabaya -

Polda Jatim mengamankan tiga kreator konten asal Bangkalan, pembuat film pendek guru lecehkan santri. Film tersebut diduga bermuatan SARA dan asusila.

Kreator film diduga memproduksinya demi mendapatkan banyak viewers dan keuntungan. Saat ini, ketiganya telah diamankan polisi.

Fakta-fakta konten kreator Bangkalan ditangkap usai bikin film guru lecehkan santri:

1. Motif Pembuatan Film

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengungkapkan motif pembuatan film berjudul 'Guru Tugas' itu untuk mendongkrak viewers atau penonton. Film tersebut diketahui diunggah di akun YouTube Akeloy Production.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk motifnya yang jelas mencari viewers, dengan banyaknya viewers akan banyak keuntungan. Sampai saat ini masih diperiksa," ungkap Dirmanto, Rabu (8/5/2024).

2. Identitas Pelaku dan Perannya

Ketiga pelaku yang diamankan telah dibawa ke Polda Jatim untuk diperiksa secara intensif. Mereka memiliki peran masing-masing dalam pembuatan film tersebut.

ADVERTISEMENT

Pelaku berinisial Y selaku pemilik akun YouTube yang mengunggah film. Sementara pelaku A dan S adalah pemeran film pendek tersebut.

3. Ada Dua Film Pendek

Menurut Dirmanto, ada dua film pendek yang diproduksi ketiga konten kreator tersebut. Masing-masing film berjudul 'Guru Tugas 1' dan 'Guru Tugas 2' yang diduga memuat unsur SARA dan asusila.

4. Film Bermuatan SARA dan Asusila

Dirmanto mengatakan, film pendek tersebut menceritakan seorang guru dari Jember yang bertugas mengajar di sebuah pondok pesantren di Bangkalan. Dalam adegan film tersebut, sang guru kemudian diceritakan melakukan pelecehan seksual terhadap santri perempuan.

"Ceritanya, ada guru tugas dari Jember yang ditugaskan di Bangkalan, saat pelaksanaan tugas, guru itu melakukan pelecehan pada santrinya. Terkait hal itu mendapat reaksi dari beberapa tokoh masyarakat di sana," beber Dirmanto.




(irb/dte)


Hide Ads