Seorang siswi SD di Karanggeneng Lamongan meninggal dunia karena diduga menjadi korban bullying atau perundungan yang dilakukan temannya. Kasus itu kini dilaporkan ke polisi.
Dugaan perundungan yang terjadi pada korban diketahui terjadi pada Senin (19/2) sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, Chresa Sulistiana (35), ibu korban mendapat kabar dari wali kelas sekolah anaknya.
Dalam pesannya itu, ibu korban diberitahu anaknya yang duduk di kelas 6 SD terjatuh di sekolah. Karena hal ini, anaknya kemudian dilarikan ke Puskesmas Karanggeneng. Tak lama ibu korban segera menuju kesana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiba di puskesmas, ibu korban telah melihat anaknya dalam kondisi lemas tidak berdaya, mengeluh sesak nafas dan saturasi oksigennya juga menurun. Ibu korban juga melihat perut bawah kanan terdapat bekas luka jatuh.
Saat itu lah, korban mengaku terjatuh karena didorong oleh teman perempuannya. Nahas, saat terjatuh itu, perutnya terbentur tangga lantai. Sebelum didorong, korban juga menyebut sempat mendapat tindakan bullying, baik ucapan maupun kekerasan fisik.
Karena kondisi semakin memburuk, akhirnya korban dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan lalu berlanjut ke RS dr Soetomo Surabaya. Namun nasib berkata lain, pada 11 Maret korban dinyatakan meninggal dunia.
Karena tak mendapat itikad baik dari pihak sekolah maupun orang tua pelaku, ibu korban kemudian memutuskan melaporkan peristiwa yang dialami anaknya ke Polres Lamongan.
Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Andi Nur Cahya mengatakan pihaknya memang telah menerima laporan dari keluarga korban. Unit PPA Satreskrim Polres Lamongan kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut.
"Kami telah menerima laporan terkait dugaan penganiayaan yang berujung hingga meninggal dunia tersebut," kata Andi kepada detikJatim, Sabtu (4/5/2024).
Andi mengungkapkan, Unit PPA Polres Lamongan juga telah melakukan cek TKP di SD tersebut. Selain itu, petugas juga telah memeriksa keterangan kepada 9 saksi yang diantaranya adalah kepala sekolah, wali kelas, ibu terlapor dan juga anak-anak teman korban yang ketika kejadian berada di lokasi.
Dalam keterangan para saksi, pihak sekolah dan orang tua pelaku telah ada itikad baik dengan mengantarkan ke puskesmas, membesuk hingga memberi santunan kepada keluarga korban.
"Kepala sekolah, wali kelas dan ibu terlapor menerangkan jika sudah ada itikad baik yang dilakukan sejak awal dengan mengantar korban ke rumah sakit, membesuk korban dan memberi santunan melalui ibu korban dari mulai korban masih sakit hingga meninggal dunia," tandas Andi.
(abq/iwd)