Anggota DPR RI Mufti Anam mengaku menjadi korban dugaan penipuan travel umrah Pangeran Tour and Travel. Mufti menceritakan modus dugaan penipuan tersebut.
Mufti sendiri mengaku pernah bertemu pemilik Pangeran Tour yakni Andik Setiawan. Seingat Mufti, ia pernah bertemu Andik sekali.
"Jadi awal ceritanya Instagram saya itu di-follow beberapa tahun lalu dan sebelumnya saya tidak kenal dengan dia. Kemudian pada suatu waktu saya melakukan kunjungan kerja dengan BUMN lalu di dalamnya ada dia (Andik) kalau gak salah di Yogyakarta dan saat itu mendampingi rapat pimpinannya. Kemudian di situlah saya tahu dia pertama kalinya dan hanya sekali itu (bertemu langsung)," kata Mufti saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu(7/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mufti juga mengaku berselancar ke IG milik Andik dan Pengeran Tour. Melihat unggahan Andik, Mufti merasa terlena karena unggahan yang ditampilkan Andik memperlihatkan kedekatan Andik dengan tokoh agama, artis, dan mobil mewah yang dipunyainya.
"Yang membuat terlena lagi itu di Instagram dia ini ada tokoh-tokoh besar, itu yang membuat kita yakin. Saya juga tak habis pikir kok bisa ketipu," kata Mufti.
"Kemudian di Instagramnya saya lebih attention ya ke dia, karena dia kan (diduga) flexing banget, pakai mobil mewah ini itulah jadi saya agak terlena. Kemudian pada suatu waktu kemarin saat mau Ramadan saya mencari travel untuk umrah, saat akhir Ramadan itu susah. Karena saat akhir Ramadan itu jujur hotel lebih susah dan lebih mahal," imbuh Mufti.
Selain itu, Mufti menilai tidak banyak travel Indonesia yang menyediakan umrah di akhir Ramadan. Bahkan, ia sempat melakukan survei dan mendapat sejumlah referensi yang menyatakan hotel yang disediakan penyedia tour jauh dari lokasi tujuan.
Namun, dalam pencariannya, tiba-tiba muncul story di Instagram Pangeran Tour. Lalu, ditemukan postingan yang menawarkan umrah dengan paket yang ia cari yaitu hotel di depan masjid pas.
"Akhirnya dari situ saya akui memang cerdas ya dalam menangkap peluang untuk menangkap mangsa. Kemudian dari situ saya tertarik kemudian saya chat melalui call center dan sengaja tidak langsung ke dia karena saya nggak enakan dengan orang dan biar profesional. Lalu, saya tanya harganya berapa dan siap nambah kalau bisnis berapa, kemudian saya lihat di Instagramnya. Yang bikin menarik itu dia ada salah satu destinasi yang bisa dilakukan oleh beberapa travel saja dan banyak dikunjungi artis-artis," jelasnya
"Kebetulan istri saya juga tertarik (paket umrah Pangeran Tour), akhirnya semakin mantap dan pakai, akhirnya menambah biaya. Lalu, untuk update bisnis dan dia (Andik) mengaku bisa semua. Padahal, di akhir Ramadan itu jujur mencari pesawat apalagi bus-bus itu susah dan terbatas," sambung dia.
Setelah itu, Mufti memesan paket perjalanan untuk keluarga pada 10 Maret 2024 untuk keberangkatan di 1 April 2024. Ia mengaku sengaja pesan jauh-jauh hari agar dapat melakukan persiapan yang maksimal.
Saat keluarga Mufti berangkat dari Pasuruan ke Surabaya tanggal 31 Maret 2024 bersama keluarga dan warga, tiba-tiba ia mendapat panggilan telepon dari Andik. Dalam perbincangannya, ia mengaku ada hal penting yang perlu disampaikan.
"Katanya urgent, yang padahal sebelumnya saya tidak pernah kontak sebelumnya karena sebelumnya saya kontak dengan call center. Yang ternyata setelah saya telisik call center itu dipegang oleh dia sendiri dan saya dapatkan info yang valid. Dalam perjalanan ke Surabaya itu dia telepon saya dan mengatakan 'Mohon maaf Gus ini tim saya salah hitung katanya sehingga pilihannya jenengan tidak berangkat, nanti pada saatnya kita refund atau menambah biaya yang dua kali lipat dari harga paket yang sudah ditetapkan'," paparnya.
"Katanya salah hitung timnya, padahal kalau ngomong salah hitung ternyata nomor HP itu (call center) juga dia sendiri yang memegang," tegasnya.
Mufti mengaku syok dan kecewa. Bahkan, ia tak bisa menyampaikan informasi itu kepada keluarganya.
"Keluarga saya sudah berangkat dan saya pusing, saya tidak berani juga kontak istri saya dan takut jadi beban karena saya tidak mau secara psikologi terganggu. Akhirnya singkat kata karena saya terdesak kalau tidak berangkat bahkan saat itu tiketnya belum dipesankan dari Jakarta, lalu dari Jakarta ke Makkah itu belum dipesankan juga. Kemudian, saya dapati hotelnya belum dipesankan, saya dikirimi voucher hotel setelah saya telisik ternyata bodong," terang Mufti.
Setelah deadlock, akhirnya ia memutuskan untuk rela menambah biaya agar ibadah umrah bersama keluarganya bisa tetap terlaksana. Meski, biaya yang dibebankan 2 kali lebih besar.
"Ya saya tambahin deh dua kali lipat harga tour yang sudah saya bayar dan angkanya besar. Misalnya, angkanya Rp 10 juta kemudian minta tambahan Rp 20 juta misalnya, kemudian dari angka itu akhirnya saya penuhin lagi," bebernya.
Maka dari itu, ia memberanikan diri untuk speak up melalui postingan dan story di Instagramnya.
"Dia bikin paket dan banyak korbannya akhirnya saya speak up padahal awalnya saya tidak mau speak up kemudian saya teriak-teriak ke tim travelnya dia," ungkapnya.
Rupanya, Mufti justru mendapatkan cerita dari konsumen Pangeran Tour yang mengaku menjadi korban seperti dirinya.
"Salah satu orang di situ kasihan ke kami karena melihat kami terlunta-lunta akhirnya cerita ke korban lain yang lagi mengadu ke Pangeran Tour yang intinya para korban ini menghubungi saya dan banyak sekali dengan modus yang sama. Ada puluhan orang yang menghubungi saya tapi ternyata di belakang itu versinya yang saya tidak tahu," jelas Mufti.
"Versinya banyak tapi dari 10 orang secara profil ekonomi ini orang tidak punya, ada yg sampai jual sesuatu biar bisa berangkat. Tapi ternyata tidak jadi berangkat karena tidak kuat nambah. Bahkan ada salah satu habib besar dari Bangil Pasuruan itu dia sudah sampai Jakarta akhirnya karena dia diminta tambahan uang dia tidak bisa dan akhirnya tidak jadi berangkat bahkan dia tidak punya uang lalu pulang lewat darat dari Jakarta menuju Pasuruan," tutup Mifta.
(pfr/iwd)