7 Fakta Anggota DPR RI Mufti Anam Ngaku Ditipu Travel Umrah

7 Fakta Anggota DPR RI Mufti Anam Ngaku Ditipu Travel Umrah

Auliyau Rohman - detikJatim
Minggu, 07 Apr 2024 11:17 WIB
Anggota DPR Mufti Anam mengusulkan PPKM Darurat di Jawa-Bali tidak diperpanjang. Meski demikian, ia memberi sejumlah catatan yang harus diperhatikan dalam penanganan pandemi COVID-19 saat ini, agar tidak semakin memburuk.
Anggota DPR Mufti Anam. Foto: Istimewa
Surabaya -

Anggota DPR RI Mufti Anam curhat di media sosialnya. Ia mengaku telah menjadi korban penipuan travel umrah Pangeran Tour and Travel.

Mufti menuturkan, dugaan penipuan yang dialaminya berawal saat ia melihat iklan yang ditawarkan di postingan akun Instagram Andik Setiawan, pemilik Pangeran Tour. Usai melihat iklan tersebut, Mufti kemudian tertarik dan melakukan pembayaran keberangkatan umrah bersama keluarganya.

Berikut fakta-fakta anggota DPR RI Mufti Anam ngaku ditipu travel umrah:

1. Pilih Paket VIP

Mufti membaca ada paket umrah iktikaf 10 hari terakhir Ramadan (paket VIP). Adapun fasilitas yang didapat menginap di Hotel Hilton Madinah dan Hotel Dar Tawhid Intercontinental Makkah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tertarik dan pesan untuk lima orang dewasa, dengan free 1 anak dan 1 bayi. Kami juga menambah pesawat business class untuk lima orang dewasa (anak free) dan paket tambahan tur ke Al Ula," kata Mufti dikutip dari akun IG-nya, Minggu (7/4/2024).

2. Harus Nambah Uang karena Travel Berdalih Salah Hitung

Singkat cerita, Mufti kemudian melakukan pembayaran keberangkatan umrah. Pembayaran dilakukan melalui transfer ke rekening bank atas nama Andik Setiawan dan Pangeran Tour.

ADVERTISEMENT

Awalnya semua berjalan normal, hingga pada hari H keberangkatan atau 1 April 2024, Mufti dihubungi Andik agar menambah uang pembayaran. Andik berdalih pihaknya salah hitung uang. Jika tak memberikan tambahan uang, Andik menyebut pihaknya tak bisa memberangkatkan karena belum ada tiket pesawat dan hotel.

"Saat itu posisi keluarga kami sudah perjalanan ke Bandara Juanda. Saya tidak sampai hati jika gagal berangkat, maka akhirnya saya transfer nominal yang tidak sedikit," tutur Mufti.

3. Diusir dari Hotel Tempat Menginap

Mufti dan keluarganya pun berangkat. Saat di Tanah Suci, ia dan keluarganya menginap di Hotel Hilton Jabal Omar. Namun, ia kemudian diusir karena dianggap belum membayar.

"Dan hari ini, 5 April 2024 jam 16.00, kami benar-benar harus angkat kaki dari hotel karena travel tidak bisa membayar untuk hari ini dan selanjutnya," tutur Mufti.

"Saya sudah mencoba menghubungi Muassasah, KBRI, dan pihak-pihak berwenang agar segera diambil langkah lebih lanjut agar tidak semakin banyak korban," imbuhnya.

4. Sudah Dilaporkan ke Polrestabes Surabaya

Mufti sendiri di dalam story IG-nya menautkan kasus tersebut ke Polrestabes Surabaya. Ini setelah ada salah satu orang yang mengaku korban menghubungi Mufti dan meminta laporannya dikawal. Korban tersebut mengaku sudah melaporkan kasus itu ke Polrestabes Surabaya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono membenarkan laporan itu. Namun, Hendro memastikan bukan Mufti yang melapor secara resmi. Melainkan, ada korban lain yang datang dan melapor ke Polrestabes Surabaya.

"Benar, sudah ada korban yang melapor ke kami," kata Hendro saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (6/4/2024).

Meski begitu, Hendro menegaskan pihaknya masih mendalami hal tersebut. Mulai dari mengumpulkan keterangan para saksi hingga bukti.

"Selanjutnya kami akan lakukan langkah penyelidikan perihal laporan tersebut," ujarnya.

5. Mufti Sudah Tak Bisa Berkomunikasi dengan Andik

Mufti mengaku sudah tak bisa berkomunikasi dengan pemilik Pangeran Tour Andik Setiawan. Hal itu terjadi usai dirinya curhat lewat medsos soal apa yang dialaminya saat umrah dan viral.

Mufti mengaku hari ini sudah tak mendapat respons dari Andik. Baik melalui pesan maupun telepon.

"Tadi saya komunikasi tapi tidak dibalas sama dia (Andik), itu setelah saya speak up dan viral. Ya memang sudah ahli dan yang tertipu banyak," kata Mufti saat dikonfirmasi detikJatim.

6. Mufti Terlalu Percaya dengan Andik

Mufti mengakui dirinya salah lantaran terlalu percaya dengan Andik. Terlebih, usai bertemu dengannya ketika bekerja di salah satu perusahaan provider ternama di Indonesia.

"Ini orang (Andik) 'halus', apalagi saya ini kan kebetulan orang Jawa dan tidak enakan, sungkan, dan terlena. Pas umrah, saya dapat cerita kalau ada mutawaif (pendamping umrah) mengaku ada yang belum dibayar. Saya akui saya terlena terus," ujarnya.

Mufti mengatakan dirinya hanya diberi janji ketika umrah kemarin. Bahkan, ia kerap berpindah hotel lantaran Andik disebut belum membayar hotel yang dipesan sesuai kesepakatan.

"Dijanji-janjikan, bahkan saya telantar beberapa hari padahal ketika saya diusir dia bilang aman-aman dan aman, jadi kami ketika pergi atau pindah hotel yang pertama capek ya. Lalu hotel di sini kan mahal saat akhir Ramadan per malamnya," ungkapnya.

7. Pesan Hotel dengan Biaya Pribadi

Mufti menerangkan dirinya mengantisipasi hal itu dengan memesan hotel menggunakan biaya pribadinya. Sebab, ia mengaku kecewa, marah, dan sedih keluarga terlunta-lunta lantaran selalu diminta pindah hotel setiap harinya.

"Setiap hari kami diusir dan setiap hari juga dia janji-janji terus, kemudian pada tanggal 5 kemarin benar-benar tega, karena tidak dibayar hotelnya dan itu last minute, dan benar-benar diusir, lalu kami memutuskan mungkin ini jalan Allah dan kami pindah hotel dengan cara kami sendiri," tuturnya.




(auh/irb)


Hide Ads