Seorang Narapidana Terorisme (Napiter) di Lapas Kelas IIB Lamongan, akhirnya bisa menghirup udara segar setelah bebas murni dan kembali ke pelukan NKRI. Napiter itu bernama Herman alias Abu Difa Bin Nurdin
Herman tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, yang terpancar dari sorot mata yang berkaca-kaca saat keluar dari pintu Lapas Lamongan. Herman mengaku sudah tak sabar ingin kembali berjumpa keluarganya di Makassar, terutama melepas kerinduan dengan keempat buah hatinya.
"Rencananya pulang kampung, kumpul sama keluarga," kata Herman, Rabu (3/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal rencana pekerjaan setelah bebas, pria yang sebelum terlibat kasus terorisme berprofesi sebagai seorang pengemudi di sebuah perusahaan tersebut, mengaku belum merencanakan pekerjaan barunya. Yang ada di benak Herman saat ini hanyalah segera berkumpul dengan keluarga.
"Belum tahu, belum ada gambaran. Tergantung rezeki aja, Allah ngasihnya apa. Yang jelas sekarang fokus sama keluarga aja dulu," tuturnya.
Sementara, Kepala Lapas Lamongan Mahrus mengatakan Herman ditangkap Densus 88 pada April 2021, karena terlibat kasus pengeboman di Bali. Sebelum dipindah ke Lapas Lamongan pada Maret 2023, Herman telah menjalani masa tahanan serta hukuman di Rutan Cikeas.
"Dia terlibat kasus bom di Bali, kena pidana 3 tahun. Sebelumnya menjalani hukuman di Rutan Cikeas, 3 April 2021. Kemudian dipindahkan di sini menjalani (hukuman) satu tahun," tuturnya.
Mahrus menyampaikan Herman menjadi Napiter ke-5 yang bebas dari Lapas Lamongan. Sebab, Lapas Lamongan menjadi tempat pembinaan bagi Napiter.
"Memang untuk di Lamongan sendiri menjadi tempat untuk pembinaan khusus Napiter di Jawa Timur. Di sini (Lamongan) memang ada Yayasan Lingkar Perdamaian, sehingga menjadi salah satu yang membuat Lapas Lamongan juga ditunjuk untuk melakukan pembinaan deradikalisasi," ujarnya.
Setelah Herman, rencananya akan ada lagi Napiter yang akan dipindahkan ke Lapas Lamongan untuk menjalani pembinaan dan deradikalisasi. "Rencananya kita ada pemindahan 2 orang (napiter) lagi, waktu tepatnya belum tahu," pungkas Mahrus.
(abq/iwd)