Kasus penemuan mayat wanita terbungkus seprai di hutan jati Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Nganjuk masih didalami polisi. Ternyata, mayat tersebut dimutilasi dan potongan tubuhnya masih belum ditemukan. Hal itu lah yang membuat polisi kesulitan mengidentifikasi identitas mayat tersebut.
"Karena kedua telapak tangan, mulai pergelangan terputus. Itu yang membuat agak kendala ungkap identitas korban," jelas Kapolres Nganjuk AKBP Muhammad saat konferensi pers, Sabtu (30/3/2023).
Hilangnya kedua telapak tangan itu menyulitkan proses identifikasi. Sebab, polisi tak bisa mendapatkan sidik jari korban. Polisi menduga pergelangan tangan korban dipotong setelah meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diduga telapak tangan dipotong saat sudah meninggal untuk menghilangkan jejak," kata Muhammad.
Muhammad menambahkan, kendati ada kendala proses sidik jari, proses penyelidikan tetap berjalan. Salah satunya caranya dengan mencari petunjuk di media sosial.
"Kita juga pantauan medsos yang ada komentar petunjuk kita telusuri juga. Mohon doanya semoga segera terungkap," papar Muhammad.
Saat ini petunjuk penting yang jadi modal polisi untuk menguak identitas korban adalah anting korban.
"Tiga anting yang jadi petunjuk semoga ada yang mengenali," tandas Muhammad.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Nganjuk digemparkan dengan temuan mayat terbungkus seprai. Mayat berjenis kelamin perempuan dan berambut pirang tersebut ditemukan di hutan jati pinggir Jalan Raya Rejoso, tepatnya arah Waduk Semantok Senin (25/3) sekitar pukul 08.00 WIB.
Mayat wanita tersebut punya ciri-ciri kondisi kulit putih bersih (kuning langsat) berambut ikal panjang 53 cm berwarna pirang. Tinggi korban sekitar 155 cm dengan belahan dagu (sigar jambe) dan hidung kecil.
(irb/dte)