Peribahasa air susu dibalas dengan air tuba layak diberikan pada Hoirul (32). Bagaimana tidak, warga Dusun Tekap, Desa Pandan, Kecamatan Omben, Sampang ini tega membunuh pamannya, S (45). Padahal, sang paman telah merawat Hoirul sejak kecil.
Hoirul sejak kecil tinggal di rumah pamannya usai kedua orang tuanya meninggal dunia. Namun, pada Jumat (12/1) malam, Hoirul dengan beringas menikam pamannya menggunakan pisau dapur hingga tewas. Ia mengaku sakit hati karena sering dimarahi sang paman.
Kepala Desa Pandan, Sohib mengatakan hubungan Hoirul dengan pamannya sudah seperti anak dan orang tua. Sebab, Hoirul sudah sejak kecil dirawat oleh pamannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak kecil tinggal bersama korban, sebab orang tua pelaku meninggal dunia," kata Sohib kepada detikJatim, Senin (14/1/2024).
Menurut Sohib, selaku pengganti orang tua, korban memang tak pernah segan menegur Hoirul saat berbuat salah. Si paman memang keras dan tegas kepada Hoirul.
"Kalau untuk mendidik kan wajar selaku orang tua. Tapi pengakuan korban waktu ditangkap itu sering dimarahi dengan nada kasar yang menyakitkan," imbuh Sohib.
Saat kejadian berlangsung, rumah korban sedang direnovasi. Saat ini, masih dilakukan proses pondasi. Untuk itu, keluarga korban tidur di langgar alias musala. Hoirul Pelaku tidur di bagian teras, sedangkan paman, bibi dan anak korban tidur di dalam langgar.
Baca juga: Apa Itu Carok? Ini Asal-usulnya |
"Pelaku mengambil pisau dapur dan menghujamkan kepada keluarga paman," kata Sohib.
Sebelumnya, kejadian ini berlangsung pada Jumat (12/1) pukul 00.30 WIB. Di mana, satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan seorang anak di Desa Pandan, Kecamatan Omben, Sampang jadi korban penganiayaan brutal.
Korban tewas adalah paman pelaku berinisial S (45). Sementara istri dan anak korban berinisial L dan M selamat, meski mengalami luka dan harus mendapat perawatan medis usai sempat kehabisan darah.
(hil/iwd)