Eksekutor penembak relawan Prabowo-Gibran di Sampang menyampaikan pengakuan. Dia mau menjalankan aksi penembakan itu karena dijanjikan bayaran Rp 500 juta.
Pelaku penembak Muarah, tokoh masyarakat sekaligus relawan Prabowo itu diketahui berinisial AR, seorang warga Pasuruan. Saat beraksi dia dibonceng rekannya bernama HH yang juga warga Pasuruan.
Mereka mau menerima tawaran untuk menembak Muarah karena iming-iming imbalan uang ratusan juta dari MW, kades Ketapang Daya nonaktif. Seperti disampaikan Direktur Reskrimum Polda Jatim Kombes Totok Suharyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengakuan tersangka (HH dan AR) Rp 500 juta, tapi janji si MW mengakunya akan diberikan Rp 200 juta," ujar Totok dalam konferensi pers yang digelar di Bidhumas Mapolda Jatim, Kamis (11/1/2024).
Tidak hanya uang ratusan juta, baik AR dan HH maupun MW telah mengakui sudah ada uang muka yang diberikan oleh MW selaku otak penembakan kepada tersangka AR beserta senpi dan ponsel untuk komunikasi.
"AR mengaku sudah diberi Rp 50 juta dan sudah diterima, kemudian memberi HH Rp 5 juta karena berperan sebagai joki," ujarnya.
Meski telah menerima pengakuan dari tersangka, baik dari AR dan HH selaku eksekutor maupun dari MW selaku otak perencana penembakan, polisi tak percaya begitu saja.
Polisi telah menetapkan 5 tersangka kasus penembakan Muarah, relawan Prabowo di Sampang. Sebelum menetapkan AR dan HH sebagai tersangka, sudah ada 3 tersangka yang lebih dulu ditetapkan.
Ketiganya adalah MW, Kades Ketapang Daya nonaktif, kemudian H yang merupakan mantan kades di Sampang, juga S rekan H. Ketiganya merupakan warga Sampang.
Sebelumnya, Muarah ditembak saat berdiskusi sambil ngopi di depan sebuah toko di desa tempat dirinya tinggal, di Kecamatan Banyuates, pada Jumat 22 Desember 2023.
Tiba-tiba ada 2 pria bertubuh kekar berboncengan dengan motor Yamaha NMax. Salah satu dari pria itu kemudian melepaskan dua kali tembakan ke arah Muarah hingga korban langsung tumbang.
(dpe/iwd)