Dua peluru yang dilepaskan ke arah Muarah, tokoh masyarakat sekaligus relawan Prabowo-Gibran di Sampang bersarang di bagian perut dan pinggul korban. Ternyata, eksekutor penembakan terhadap Muarah yang berasal dari Pasuruan merupakan seorang penembak terlatih.
Direskrimum Polda Jatim Kombes Totok Suhariyanto memastikan tersangka AR sebagai eksekutor penembak Muarah memang terbiasa menembak. Berdasarkan pengakuan tersangka, dia memang hobi dan biasa berlatih menembak sejak 2 tahun lalu.
"Yang bersangkutan (AR) memang sudah terbiasa latihan. Itu sejak 2021 sampai Agustus 2023 memang sudah sering latihan," ujar Totol saat menggelar konferensi pers di Polda Jatim, Kamis (11/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, kata Totok, AR yang telah menerima bayaran uang muka Rp 50 juta dari MW, kades Ketapang Daya nonaktif terus melatih kepiawaiannya dengan pistol sebelum beraksi menembak Muarah.
"Kalau awalnya memang hobi, kemudian pada saat melaksanakan eksekusi bisa tepat karena bagian dari latihan," imbuhnya.
Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Sodiq Pratomo menyampaikan hal senada dengan Totok. Saat kejadian Sodiq bersama tim mendatangi lokasi tetapi tidak menemukan bekas penembakan seperti selongsong atau proyektil peluru di lokasi.
"Saat dikabari meluncur ke TKP, saat olah TKP pertama tidak temukan proyektil atau selongsong, tapi hanya baju-baju korban dan kami ukur lubangnya, lalu saat diotopsi dan ambil peluru ada 2 dan dua-duanya adalah jenis revolver kaliber 38 mm," tuturnya.
Setelah para tersangka tertangkap, ia menemukan 2 pucuk senpi jenis revolver dan pistol kaliber 9 mm. Setelah diperiksa, Sodik memastikan pistol itu bisa digunakan dengan baik dan sudah pernah digunakan sebelumnya. Artinya, tembakan yang dilepas oleh tersangka AR memang tidak meleset.
"Ada jejak residu, secara uji labfor kedua selongsong dan proyektil identik dengan revolver juga," tutupnya.
(dpe/iwd)