Polisi menetapkan 7 orang jadi tersangka kasus pelemparan batu ke bus pemain Persatuan Sepak Bola Pacitan (Perspa). Dua tersangka di antaranya di bawah umur.
"Setelah hasil penyelidikan ada 7 tersangka, 2 di antaranya di bawah umur," tutur Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Pradana kepada wartawan, Selasa (9/1/2023).
Ryo mengatakan peristiwa pelemparan bus pemain Perspa terjadi pada Minggu (17/12023) malam saat bus rombongan Perspa melintasi wilayah Balong. Bus itu tiba-tiba dilempari batu oleh beberapa oknum suporter Persatuan Sepak Bola Ponorogo (Persepon) yang tak terima dengan hasil pertandingan. Meski hasilnya imbang 1-1 antara Perspa dan Persepon, hanya Perspa yang lolos ke Liga 3 PSSI Jatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat bus rombongan Perspa hendak balik ke Pacitan, sudah dibuntuti sejak dari Magetan dan dilempari batu di Balong," jelas Ryo.
Para tersangka ini, lanjut Ryo, merupakan suporter garis keras. Mereka membawa batu yang disimpan di bawah jok motor.
"Barang bukti yang kami amankan ada batu-batu di bawah jok motor, motifnya karena terprovokasi," imbuh Ryo.
Sebelumnya, dua pemain Perspa mengalami luka usai insiden bus yang ditumpangi mereka dilempari batu oleh orang tak dikenal. Mereka mengalami luka pada bagian tangan akibat pecahan kaca bus dan kepala bengkak akibat batu yang dilempar.
Manajer Perspa, Bagus Surya Pratikna mengatakan setelah pertandingan liga 3 Jatim antara Perspa Pacitan dan Persepon Ponorogo yang berlangsung di Magetan. Bus yang mereka tumpangi dikawal oleh polisi Magetan sampai ke perbatasan Ponorogo.
"Sesampainya di Ponorogo saat perjalanan ke Pacitan, ada oknum suporter Persepon yang mungkin tidak terima dengan hasil pertandingan. Kan meski kita hasilnya imbang, Perspa lolos 28 besar liga 3 Jatim," terang Bagus kepada detikjatim, Senin (18/12/2023).
Bagus menambahkan dari Magetan busnya diikuti sekitar 10 motor. Kemudian masuk Ponorogo bertambah menjadi 30 motor. Sesampainya di Balong, bus tiba-tiba dilempari batu hingga 3 kali.
"Akhirnya kami memutuskan membawa pemain ke Mapolsek Slahung untuk keamanan, kita juga sempat merekam aksi penguntitan hingga pelemparan mereka sebagai barang bukti ke polisi," jelas Bagus.
(abq/iwd)