Ragil Sukarno Utomo alias Sinyo (50) dan Luciani (53) dikenal sebagai sosok yang tertutup oleh warga sekitar Jalan Sulawesi Kelurahan Karangtengah, Sananwetan, Kota Blitar. Keduanya diketahui jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
Hal itu disampaikan oleh Ketua RT 03/RW 07, Haris Sugito saat ditemui detikJatim di rumahnya. Menurut Haris, rumah yang ditempati Sinyo cenderung tertutup. Bahkan gerbang rumahnya tidak pernah dibuka.
"Tertutup, kita tidak tahu aktivitas atau kegiatan disana (rumah Sinyo) seperti apa. Karena memang tertutup, tapi dia ya biasa - biasa saja sebenernya," kata Haris, Rabu (3/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Haris, para tetangga jarang melihat Sinyo maupun Luciani keluar dari rumah tersebut. Namun, terkadang mereka keluar untuk membeli sesuatu atau ada kepentingan lain tetapi tidak pasti.
"Katanya kalau keluar ya kalau ada perlu, pintu dikunci. Nanti masuk ke situ, setelahnya ya kembali dikunci lagi," lanjutnya.
Sinyo dan Luciani, diketahui juga jarang berkomunikasi atau berinteraksi dengan tetangga sekitar. Kata Haris, Sinyo pernah menghubungi saat hendak meminta surat pengantar dari RT sekitar enam bulan yang lalu.
"Pernah menghubungi saya untuk minta surat pengantar, enam bulan yang lalu. Tapi setalah itu tidak pernah lagi. Kalau kita yang hubungi tidak pernah dijawab," ujarnya.
Haris menyebutkan Sinyo mulai memelihara anjing sejak delapan tahun yang lalu atau sekitar 2015. Saat itu, Sinyo telah tinggal sendirian usai ibunya meninggal dunia.
"Dulu ya cuma pelihara beberapa saja, lama kelamaan semakin banyak. Mungkin tiga tahun terakhir mulai ramai, banyak yang dititipin di situ," katanya.
Rumah Sinyo semakin ramai dengan anjing ataupun kucing. Saat itulah, Luciani yang merupakan warga Surabaya itu diduga sudah mulai tinggal di rumah tersebut. Luciani dikenal sebagai orang yang turut membantu Sinyo untuk mengurus anjing dan kucing yang dititipkan.
"Tidak tahu pastinya kapan kesini, tapi pernah kami mintai identitas setalah saya jadi RT. Itu mungkin setahun yang lalu," ujar Haris.
Haris membantah apabila warga enggan peduli saat ada kejadian di rumah Sinyo. Sebab, Sinyo terkenal tertutup dan nyaris tidak pernah berinteraksi dengan tetangga. Bahkan, beberapa teguran dari para tetangga dan RT tidak pernah dihiraukan.
Selain itu, ada beberapa mantan pekerja di rumah Sinyo yang kabur. Menurut para tetangga, mereka kabur karena tidak betah bekerja di tempat penitipan hewan tersebut. Ada pula yang memilih kabur karena tidak mendapatkan gaji selama lima bulan.
"Kita tidak tahu secara pastinya seperti apa, tapi dulu ada yang kesini minta bantuan karena tidak mendapatkan gaji dan ingin pulang ke rumahnya. Ya kita bantu, jadi tidak satu dua orang yang kabur dari situ," beber Haris.
Haris mengaku tidak pernah tahu identitas maupun keberadaan pekerja yang ada di rumah Sinyo. Itu karena, Sinyo tidak pernah melapor apabila ada pekerja baru. Hingga adanya pekerja baru yang kabur sebelum penemuan mayat Sinyo dan Luciani.
"Enggak tahu sama sekali (pekerja), tidak pernah lapor. Ya cuma kemarin dengar ada yang kabur lagi, ngakunya digigit anjing jadi kabur. Itu ya sempat dibantu warga, dianter ke terminal," kata pria berkaos putih itu.
Kini, Kata Haris, rumah itu masih dipasangi garis polisi. Puluhan anjing maupun kucing untuk sementara juga masih di situ, namun ada para volunteer yang membantu merawatnya hingga para pemilik datang mengambil.
"Sementara masih ada anjing dan kucingnya, masih dijaga. Katanya nunggu diambil pemilik juga, kita bantu pantau saja," tandasnya.
(dpe/iwd)