Gemerlap malam pergantian tahun di Ponorogo berakhir petaka bagi Ahmad Suyoto (65). Warga Dukuh Krajan, Desa/Kecamatan Pulung, Ponorogo ini harus kehilangan nyawa usai dilempar umpak alias batu yang kerap digunakan untuk tempat meletakkan tiang bendera oleh tetangganya sendiri, Ahmad Prasetyo (23).
Saksi mata yang juga merupakan warga setempat, Karyono menceritakan detik-detik menegangkan tewasnya Suyoto. Awalnya, ia tak tahu ada peristiwa pembunuhan ini. Namun, ia mendengar suara teriakan Prasetyo hingga membuatnya mencari sumber suara.
Kaget bukan main, ia melihat langsung bagaimana Suyoto telentang usai tertimpa umpak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya sekitar pukul 02.30 WIB dini hari tadi, kami tahunya korban sudah telentang di jalan sana, pelaku melempar umpak," ungkap Karyono kepada wartawan, Senin (1/1/2024).
Karyono mengaku tak berani mendekati korban, karena pelaku membawa umpak. Ia takut pelaku gelap mata dan menghajar siapapun yang berusaha menolong korban.
"Kondisi di jalan itu gelap, ada lampu tapi pas bagian korban tergeletak gelap. Posisinya pelaku dan korban hanya berdua, warga tidak berani mendekat karena pelaku bawa umpak," imbuh Karyono.
Di tengah kebingungan, Karyono akhirnya memanggil warga lain hingga ada warga yang melapor ke polisi.
"Saya kan bingung, takut. Akhirnya cari orang-orang, terus ada yang lapor ke kantor polisi, pak polisi di sini, pelaku lari ke hutan," katanya.
Karyono mengaku tak tahu pasti apa penyebab Prasetyo gelap mata melakukan aksinya. Hanya saja, sesaat setelah kejadian, Prasetyo sempat teriak-teriak. Karyono menduga, Prasetyo di bawah pengaruh alkohol.
"Pelaku teriak-teriak, seperti orang mabuk. Kalau pelaku tidak teriak, warga juga tidak tahu," terang Karyono.
Ditanya apakah korban dan pelaku habis pesta miras, Karyono mengaku tidak tahu-menahu. Sebab, sudah sejak sore dia memilih beristirahat di dalam rumah.
"Meski rumah saya dekat, saya tidak tahu (apakah pesta miras atau tidak)," ujar Karyono.
Sementara, warga lain, Iwan Sukamti mengatakan hal serupa. Saat kejadian, warga tidak berani mendekat karena pelaku membawa umpak.
"Saya sama warga memantau dari jauh, tidak berani mendekat. Karena pelaku membawa umpak. Cuma pelaku kabur setelah tahu ada polisi ke sini, dia kabur ke hutan," pungkas Iwan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Pradana melakukan olah TKP dan penyelidikan terkait kasus tewasnya Suyoto. Ternyata, Suyoto sempat dipukul balok kayu sebelum dilempar umpak.
"Kita lagi lidik awal gabungan Sat Reskrim dan Polsek, terkait kejadian tindak pidana 338 (pembunuhan) tersebut," tutur Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Pradana kepada wartawan, Senin (1/1/2024).
Ryo menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari para saksi yang melihat kejadian serta mengamankan barang bukti. Mulai dari balok kayu, umpak hingga botol miras.
"Kita kumpulkan keterangan dari saksi yang melihat," terang Ryo.
Ryo Pradana mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku. Dugaan sementara, pelaku kabur ke Hutan Dungus, Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung.
"Kita menyisir hutan untuk mencari pelaku," kata Ryo.
Sementara itu, hasil pemeriksaan luar kondisi jenazah korban dari RSUD dr Harjono Ponorogo, korban mengalami luka pada bagian belakang kepala yang mengeluarkan darah, luka pada lengan tangan kanan, luka pada kaki kanan tertindih umpak tiang bendera.
"Korban menggunakan baju batik, celana panjang warna hitam dan sarung motif kotak-kotak," jelas Ryo.
(hil/fat)