Polisi telah mengamankan 8 orang buntut kericuhan suporter Gresik United di Stadion Gelora Joko Samudro. Diketahui, kericuhan terjadi usai laga Gresik United vs Deltras FC, Minggu (19/11/2023). Kedelapan orang tersebut diduga kuat sebagai provokator dalam kerusuhan.
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menjelaskan peran delapan orang tersebut. Pertama yakni FJ (24), asal Gapuro Sukolilo Gresik, JH (20), asal Kedanyang, Kebomas, Gresik. Keduanya berperan melempar batu dari berbagai ukuran.
"Sementara MT 49 tahun, warga Kebungson, Gresik, merupakan ketua Harian Suporter GU dan aktor intelektual. Serta S (26), asal Cerme, Gresik, peran dirijen suporter GR. Mereka ini yang mengajak suporter turun menemui manajemen Gresik United," kata Adhitya Panji Anom kepada detikJatim, Selasa (21/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adhitya menambahkan dari delapan orang itu, empat di antaranya masih di bawah umur. Namun, polisi memastikan proses hukum tetap berjalan.
"Untuk anak-anak kita sudah berkoordinasi dengan Bapas anak," tambahnya.
Tak hanya itu, kedelapan suporter itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi melakukan serangkaian penyelidikan dan mengamankan sejumlah barang bukti.
"Sampai saat ini kami masih mengembangkan atas kejadian tersebut. Sedangkan barang bukti rekaman video, CCTV, HP, dan batu sudah kita amankan," tambahnya.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP, 160 KUHP, serta 211 dan 212 KUHP. Dengan ancaman hukuman penjara maksimal 7 tahun.
"Kita masih dalami lagi, kemungkinan ada tambahan tersangka lain. Karena ada beberapa fasilitas kendaraan dinas rusak satu mobil provos, 1 kendaraan bus Deltras FC, serta kaca stadion pecah akibat lemparan batu," pungkasnya.
Sebelumnya, kericuhan ini terjadi usai Gresik United kalah di tangan Deltras FC dengan skor 2-1. Kalahnya Gresik United membuat Ultras, suporter Gresik United murka. Di luar Stadion Gelora Joko Samudro (GJOS), massa suporter berjumlah ratusan itu berusaha mendemo manajemen. Namun niat mereka dihadang oleh polisi.
Para suporter terus merangsek mendekat ke barikade. Upayanya lagi-lagi gagal terhalang barikade polisi. Akhirnya, mereka melempari batu hingga polisi memutuskan menembakkan gas air mata. Kericuhan ini mengakibatkan 6 polisi terluka.
(hil/dte)