Orang tua Fitria Almuniroh Hafidloh Diyanah (23) meminta keadilan. Wanita yang seharusnya menjadi ibu karena sedang hamil 7 itu tewas di tangan ayah mertuanya sendiri yang dengan sadis menggorok leher Fitria.
"Ya kami minta keadilan. Saya lihat kayaknya ada tekanan pada perutnya, karena megang perutnya kayak gini, pegang kandungannya kayak gini," ujar Nurul Afini (49), ibu kandung Fitria di Surabaya, Kamis (1/11/2023).
Nurul berupaya mengaku berupaya tegar untuk melihat jenazah putrinya sendiri di Puskesmas di Pasuruan. Dia pun memaparkan apa yang dia lihat dari jenazah putrinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya jam 21.00 saya diajak ke puskesmas, saya mungkin dikira gak kuat. Namanya orangtua mesti menangis. Kok tiba-tiba anak saya diambil, dengan posisi kayak gitu. Aku tatak di puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya," ujarnya.
Tidak hanya tangan jenazah putrinya yang memegang perut, dia juga melihat sendiri bagaimana luka di leher putrinya. Lalu dia juga melihat ekspresi wajah jenazah putrinya itu yang dia sebut tersenyum.
"Posisi pegang perut, sininya (luka di leher sisi kanan) menganga. Cuma wajahnya senyum. Ya Allah nak. Intinya saya mau keadilan!" tegas Nurul.
Fitria dibunuh oleh mertuanya Khoiri yang merupakan warga Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan pada Selasa (13/10) pukul 16.00 WIB. Ayah mertuanya itu menggorok leher Fitria di kamarnya.
Suami korban, Sueb Wibisono (31), suami Fitria, menemukan istrinya terbujur di atas kamar tidur dalam kondisi berlumuran darah. Pria itu seketika berteriak histeris dan warga berdatangan ke lokasi.
Korban sempat dilarikan ke Puskesmas tetapi nyawanya tidak tertolong. Demikian halnya bayi dalam kandungannya yang berusaha diselamatkan tenaga medis. Sayangnya, janin berusia 7 bulan kandungan itu turut meninggal.
Usai melakukan perbuatan keji itu, Khoiri kabur ke rumah tetangganya untuk mengamankan diri. Ia bersembunyi di dalam kamar dengan dikunci dari dalam. Namun ia segera diamankan polisi.
(dpe/iwd)