Bocah berinisial DN (7) korban penyiksaan oleh keluarganya takut kembali tinggal bersama ayah kandungnya JA (37). DN menyampaikan itu secara kepada salah satu pendampingnya, beberapa waktu lalu.
"Dia (korban) bilang 'saya nggak mau kembali ke rumah sana sama ayah'," ujar Ketua Yayasan Bersama Anak Bangsa, Yuning Kartikasari kepada detikJatim, Selasa (17/10/2023).
Yuning menduga DN menyampaikan pengakuan itu karena takut kepada sosok ayahnya. Namun, Yuning menangkap raut kerinduan bocah itu kepada JA yang bagaimana pun juga merupakan ayah kandungnya. Meski sang ayah kerap menyiksa dirinya bersama 4 anggota keluarga tirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayaknya dia itu tahu kalau ayahnya jahat, tapi rasa kangen itu seperti masih ada. Namanya anak usia segitu kan butuh sosok ayah," kata Yuyun sapaan akrabnya.
Seperti diketahui, DN telah menjadi korban kekerasan dari 5 anggota keluarganya. Mereka adalah ayah kandung korban JA (37), ibu tiri korban EN (42), kakak tiri korban PA (21), paman korban S (43), dan nenek tiri korban M (65).
Penyiksaan itu dilakukan di kediaman mereka di wilayah Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Setelah tindakan kekerasan itu terungkap kelima anggota keluarga korban itu ditangkap, ditetapkan tersangka, dan ditahan.
Sementara DN sendiri saat ini menjalani perawatan di RSSA Malang. Kondisi fisiknya saat ini sudah berangsur membaik. Salah satu tandanya, berat badan DN yang ketika masuk RS 10 kg menjadi 13 kg.
Keceriaan korban pun terlihat saat bertatap muka secara langsung dengan reporter detikJatim melalui Video Call Whatapp. Dengan ceria dia membalas sapaan.
"Kondisinya Alhamdulillah sudah membaik, ini sudah ceriwis lagi, aktif ngobrol. Sekarang kan masih pemulihan gizi, tumbuh kembang, dan trauma," ungkap Yuning sebagai relawan yang menemani DN selama menjalani perawatan.
Meski demikian, hingga saat ini dirinya mengaku sampai belum tahu secara pasti bagaimana kondisi trauma anak itu. Namun, yang dia ketahui bahwa DN terkadang menangis tanpa sebab.
"Saya nggak berani tanya lebih jauh karena ini kan pemulihan. Takutnya kalau ditanya terus traumanya nggak hilang-hilang," paparnya.
Pihaknya sejauh ini hanya bisa memberikan dukungan moril dan menghibur DN. Salah satu cara yang dilakukan dengan menuruti keinginan korban untuk bisa merayakan ulang tahun, meski tidak mengetahui tanggal lahirnya.
"Jadi langsung saya buatkan acara ulang tahun untuk korban di rumah sakit, didukung oleh beberapa pihak. Salah satunya dari Polresta Malang Kota. Jadi sehari itu dapat banyak surprise," kata Yuyun.
Sejauh ini, perkembangan kesehatan fisik dan psikologi anak tersebut menurutnya mulai membaik. Anak itu juga selalu berjalan jalan sendiri di ruangan.
"Dia kalau ke kamar mandi ya jalan sendiri, kalau tidur dia nggak mau pakai pampers. Mandiri anak ini," ujarnya.
(dpe/dte)