Cerita Nyesek Ortu Pesilat Kera Sakti di Gresik yang Tewas Dikeroyok Senior

Cerita Nyesek Ortu Pesilat Kera Sakti di Gresik yang Tewas Dikeroyok Senior

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Rabu, 11 Okt 2023 18:51 WIB
Orang tua pesilat Gresik yang tewas dikeroyok senior
Ngatrip dan istrinya menunjukkan foto korban semasa hidup (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Suasana duka masih menyelimuti kediaman Muhammad Aditya Pratama. Orang tua korban, Ngatrip (48) dan Suhartini (46) masih tidak menyangka pamitan putra semata wayangnya untuk mengikuti tes kenaikan sabuk silat, merupakan yang terakhir kalinya.

Ngatrip bercerita peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (7/10) malam. Usai salat Maghrib, sang anak berpamitan untuk pergi latihan kenaikan sabuk di Jalan Poros, Desa Cerme Kidul.

"Anak saya kan sabuk kuning mau naik sabuk biru, jadi pamit katanya ada tes. Sempat meminta doa kepada saya dan ibunya agar lulus," kata Ngatrip, kepada detikJatim, Rabu (11/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti biasa, Ngatrip tidak menaruh curiga atau prasangka buruk saat putranya mengikuti tes latihan silat. Tetiba sekira pukul 01.30 dini hari Minggu (8/10), teman-teman korban mendatangi rumahnya dan memberi tahu bahwa Aditya sudah berada di Puskesmas Cerme dan tidak sadarkan diri.

"Setelah dikasih tahu teman-teman anak saya, saya langsung pergi ke puskesmas namun ternyata sudah dirujuk ke RSUD Ibnu Sina. Saya pun bergegas mengecek, anak saya sudah kondisi tidak sadarkan diri," ucap Ngatrip lirih.

ADVERTISEMENT

Ngatrip menambahkan saat di rumah sakit, ia sempat menanyakan kronologi peristiwa yang menimpa putranya. Namun, tidak ada yang mengetahui pasti kenapa anaknya pingsan.

"Sampai sekarang saya belum tahu kejadiannya. Yang saya tahu hanya mengikuti tes kenaikan sabuk. Saya pasrahkan ke polisi dan pengacara. Informasinya para tersangka sudah diamankan, ada yang masih di bawah umur, masih sekolah. Jadi saya harap ini bisa diproses sesuai hukum yang berlaku. Agar tidak ada kejadian serupa yang menimpa anggota perguruan lainnya," imbuhnya.

Dari keterangan dokter, lanjut Ngatrip, putranya mengalami sejumlah luka di bagian kepala. Hal itu yang membuat putranya meninggal saat menjalani pengobatan di Rumah Sakit Ibnu Sina.

"Dari hasil radiologi, kata dokter ada beberapa luka di bagian kepala. Detak jantungnya normal, tapi ada luka dalam di kepala itu yang jadi penyebabnya," tukasnya.

Karena kondisi yang terus menurun, korban akhirnya mengembuskan nafas terakhir usai menjalani dua hari perawatan di RSUD Ibnu Sina.

"Saya nggak menyangka bahwa pamitan untuk kenaikan sabuk merupakan pamitan terakhir anak saya. Semoga ada perbaikan untuk semua perguruan silat," tutupnya.

Sebelumnya, seorang pesilat tewas setelah dikeroyok enam seniornya saat mengikuti ujian kenaikan sabuk. Korban bernama Muhammad Aditya Pratama ini tewas saat menjalani perawatan di RSUD Ibnu Sina Gresik.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (7/10), sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu korban berpamitan kepada orang tuanya untuk mengikuti ujian kenaikan sabuk pencak silat IKS PI di Cerme Kidul, Gresik.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads