Duduk Perkara Suami Laporkan Dokter Diduga Lakukan Malapraktik ke Istrinya

Round-Up

Duduk Perkara Suami Laporkan Dokter Diduga Lakukan Malapraktik ke Istrinya

Hilda Rinanda - detikJatim
Rabu, 27 Sep 2023 08:52 WIB
Kondisi Heni ketika mengalami reaksi alergi
Kondisi Heni mengalami alergi usai disuntik dokter pereda nyeri /Foto: Istimewa
Surabaya -

Nur Heni Solekah (35) mengalami reaksi alergi gatal sekujur tubuh dan sesak napas diduga setelah disuntik pereda nyeri santagesik. Saat itu, ia sedang dirawat di IGD RS Gatoel Mojokerto.

Tak terima dengan hal ini, suaminya Hery Santoso (40) melaporkan oknum dokter IGD RS Gatoel ke Polres Mojokerto Kota atas dugaan malapraktik. Hery mengungkapkan, istrinya masih mengeluhkan sejumlah reaksi akibat dugaan penyuntikan pereda nyeri santagesik itu.

Kasus ini berawal ketika Heni menderita mual dan muntah sehingga datang ke IGD RS Gatoel pada Minggu (24/9) sekitar pukul 08.30 WIB. Ketika itu, ia hanya minta disuntik obat pereda mual dan muntah, serta Vitamin C. Sebab biasanya, Heni sembuh setelah mendapatkan suntikan obat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata menurut Hery, saat itu istrinya juga disuntik pereda nyeri santagesik. Seketika perempuan warga Kelurahan Meri, Kranggan, Kota Mojokerto itu mengalami reaksi alergi gatal-gatal di sekujur tubuh, wajah bengkak, jantung berdebar dan sesak napas.

Heni pun memprotes keputusan dokter memberikan pereda nyeri santagesik tanpa lebih dulu menanyakan riawat alerginya. Sebab selama ini dirinya alergi dengan santagesik. Selanjutnya ia disuntik obat antialergi sehingga gatal-gatal, wajah bengkak, jantung berdebar dan sesak napas yang ia alami reda.

ADVERTISEMENT

Siang harinya ketika ia di Malang, gatal-gatal, sesak napas dan jantung berdebar itu kambuh. Sehingga Heni dilarikan ke RSUD Lawang. Gejala tersebut reda setelah dokter menyuntikkan antialergi. Namun, dokter menyarankan agar Heni diopname kalau kambuh.

Benar saja, saat pulang ke Mojokerto sore harinya, Heni kembali mengalami di gatal-gatal sekujur tubuh, sesak napas dan jantung berdebar. Sehingga, suaminya membawanya ke RS Gatoel untuk diopname. Keesokan harinya, Senin (25/9), suaminya melaporkan oknum dokter IGD RS Gatoel ke Polres Mojokerto Kota atas dugaan malapraktik.

Saat ini, Hery mengatakan, istrinya sudah tidak merasakan sesak napas. Gatal-gatal yang sebelumnya di sekujur tubuh, berangsur hilang. Sehingga, tinggal gatal di tangan dan punggung saja.

"Gatalnya tinggal di tangan dan punggung. Secara umum Sudah sehat, makan dan minum OK," kata Hery, Selasa (26/9/2023).

Hery mengatakan, istrinya pulang paksa dari RS Gatoel pada Senin (25/9) sekitar pukul 15.00/16.00 WIB. Sebelum pulang paksa, Heni sempat disuntik antibiotik 1 ampul. Kemudian diberi obat gatal dan lambung untuk diminum di rumah.

Baru sekitar 1 jam di rumahnya, Kelurahan Meri, Kranggan, Kota Mojokerto, lanjut Hery, perwakilan RS Gatoel menyambanginya. Tujuan mereka antara lain untuk silaturahmi dan meminta maaf.

"Kalau maaf sih saya sebagai manusia wajib memaafkan. Namun, urusan hukum bukan urusan saya. Proses hukum tetap jalan to, kan saya sudah bikin laporan," terangnya.

Namun malam harinya sekitar pukul 21.30 WIB, kata Hery, istrinya kembali mengeluh gatal-gatal dan sedikit sesak napas. Sehingga Heni ia larikan ke RS Reksa Waluya di Jalan Majapahit, Kota Mojokerto.

Dokter pun menyuntikkan obat antialergi kepada istrinya. Selain itu, Heni juga diberi obat pereda gatal dan obat penenang untuk diminum di rumah.

"Menurut dokter RS Reksa, istri saya sudah tidak apa-apa. Istri saya parno sehingga diberi obat penenang. Mungkin sedikit sesaknya karena asam lambungnya naik karena dia mikir," jelasnya.

Sementara itu, Humas RS Gatoel Aryo belum bisa memberikan klarifikasi terkait masalah ini. Pihaknya memilih mengikuti proses hukum yang berjalan di Polres Mojokerto Kota pasca adanya laporan dari Hery.

"Betul kemarin (Senin) ada laporan kepolisian. Kami mengikuti proses hukum yang berjalan. Jika ada perkembangan lebih lanjut atau jumpa pers kami info," tandasnya.




(hil/fat)


Hide Ads