Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan para WN Pakistan ini masuk ke Indonesia melalui seorang agen di Bali. Agen tersebut kini masih dilakukan pengejaran.
"Di mana tersangka dari peristiwa ini adalah warga negara Pakistan. Ada empat orang tersangka, satu keluarga. Mereka bisa dikatakan sebagai sindikat jaringan internasional, yang masuk ke Indonesia melalui seorang agen yang ada di Bali," ujar Mirzal saat rilis di Gedung Bharadaksa, Polrestabes Surabaya, Jumat (15/9/2023).
"Melalui seorang agen yang ada di Bali, kemudian menggunakan kendaraan roda empat, dengan cara menyewa. Mereka tidak menguasai bahasa Indonesia sama sekali," ungkap Mirzal.
Dalam aksinya, kata Mirzal, mereka melakukan kejahatannya dengan menyatroni berbagai toko. Mereka melakukannya secara bersama-sama. Mirzal mengatakan mereka melakukan kejahatannya secara berkelompok sehingga diduga kelompok WNA penggendam ini tak hanya WN Pakistan ini saja.
Komplotan ini melakukan aksinya di sejumlah daerah di Indonesia, paling sering di Bali. Bukan tak mungkin komplotan ini juga melakukannya di negara lain.
"Mencari sasaran baik di Jakarta, Tegal, Surabaya, Gresik, dan Bali. Dan di beberapa TKP lain yang dilakukan empat orang," kata Mirzal.
Modus yang dilakukan oleh keempat tersangka ini ialah mengambil uang di toko yang menjadi sasaran. Mereka berbagi peran di atas kendaraan. Kemudian tiga tersangka masuk ke toko.
"Mereka berpura-pura menukarkan mata uang asing. Kemudian mempengaruhi kasir, membujuk, dan mengajak bicara sehingga kasir ini kehilangan konsentarasi dalam menjaga tokonya. Kemudian salah satu tersangka langsung menguras isi dari tempat penyimpanan uang," jelas Mirzal.
(dnp/iwd)