Keluarga korban bentrokan antarkelompok silat asal Indonesia di Taiwan berharap pengadilan menghukum berat para pelaku. Keluarga berharap hukuman terhadap pelaku setimpal dengan perbuatan mereka menghilangkan nyawa korban.
Adik korban tewas dalam bentrok di Taiwan Khoirul Anam mengatakan pihak keluarga saat ini masih terus memantau proses hukum yang dilakukan oleh pihak berwajib di Taiwan terhadap para terduga pelaku.
"Harapan kami ya pelaku dihukum seberat-beratnya," kata Khoirul Anam yang merupakan warga Dusun Ndayu, Desa Karanggandu, Watulimo, Trenggalek, Rabu (6/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Khoirul, kejadian yang menimpa kakaknya mengagetkan keluarga kandung maupun keluarga asuh. Selama ini korban rutin berkomunikasi dengan keluarga di Trenggalek untuk berbagi kabar.
"Sering telepon kedua-duanya, karena kakak saya Jainal Fanani yang meninggal itu satu kamar dengan kembarannya Jainal Syafi'i," jelasnya.
Korban merantau di Taiwan sejak 2015 sedangkan kembarannya menyusul pada 2019. Selama ini kedua kakaknya itu bekerja di sebuah pabrik di Taichung.
"Kakak yang meninggal itu rencana pulang 2024," imbuhnya.
Khoirul Anam menambahkan berdasarkan hasil komunikasi terakhir kondisi kakaknya Jainal Syafi'i telah membaik. Dia sebutkan bahwa yang bersangkutan hanya mengalami luka lebam di wajah. Sedangkan Jainal Fanani dipastikan meninggal.
Sebelumnya, bentrok perguruan silat asal Indonesia itu terjadi di Stasiun Kereta Api Changhua, Kota Changhua, Taiwan. Dalam perkara ini, kepolisian Taiwan mengamankan belasan orang yang terlibat untuk diproses hukum sesuai dengan perundang-undangan di Taiwan.
(dpe/iwd)