Duduk Perkara Puluhan Pesilat Serang hingga Rusak Rumah Warga Jember

Duduk Perkara Puluhan Pesilat Serang hingga Rusak Rumah Warga Jember

Yakub Mulyono - detikJatim
Rabu, 23 Agu 2023 19:04 WIB
Suasana mencekam saat perusakan rumah warga oleh puluhan pesilat di Jember.
Suasana mencekam saat rombongan pesilat merusak rumah salah satu warga di Jember. (Foto: Istimewa/tangkapan layar)
Jember -

Warga Dusun Curahbamban, Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Jember ketakutan. Pasalnya, puluhan orang yang diduga anggota perguruan silat berpakaian hitam menyerang hingga merusak rumah-rumah warga.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, ratusan anggota perguruan silat itu sebelumnya berkumpul di lapangan Alun-alun Bangsalsari sekitar pukul 23.00 WIB, Selasa (22/8). Mereka kemudian konvoi ke rumah warga di Kecamatan Tanggul.

Informasi yang didapat dari sumber di kepolisian yang enggan disebut namanya, aksi itu bermula dari perkelahian antara dua anggota perguruan silat. Lantaran tidak terima, puluhan anggota salah satu perguruan silat itu merusak rumah yang disebut sebagai tempat tinggal seorang ketua perguruan silat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hadiyan Widya Wiratama mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih mendalami motif perusakan rumah warga ini. Sebab, belum ada pemilik rumah yang melaporkan perusakan itu secara resmi ke polisi.

"Motif masih kami dalami, mengingat korban atau pemilik rumah masih belum melakukan pelaporan secara resmi. Jadi kami juga menunggu laporan dari korban. Tapi kami sudah mendalami orang yang kami curigai atau kelompok yang sudah kami amankan ini," katanya.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, polisi telah mengamankan 11 orang diduga pesilat yang melakukan perusakan rumah warga di Dusun Curahbamban, Desa Tanggul, Jember.

Sebelumnya, warga setempat Hermanto menyebutkan bahwa puluhan massa berpakaian hitam itu menyasar rumah seorang warga bernama Imam Ghozali. Kebetulan Hermanto merupakan tetangga Ghozali.

Dia menyebutkan bahwa selama ini Ghozali dikenal sebagai tokoh di salah satu perguruan silat. Namun dia sendiri tidak mengetahui masalah apa yang melandasi penyerangan rumah Ghozali tersebut.

"Saya melihat ada puluhan orang itu di halaman rumah Pak Imam (Ghozali). Kira-kira 50-an orang. Selanjutnya mereka seperti sedang diskusi begitu," kata Hermanto kepada detikJatim, Rabu (23/8/2023).

Hermanto tidak mendengar apa yang didiskusikan oleh massa. Tiba-tiba saja suasana menjadi semakin mencekam. Puluhan orang itu mundur lalu melempari rumah Imam Ghozali.

"Karena rumah saya berdekatan, ikut kena juga. Dilempari batu-batu ukuran segenggam tangan saya ini. Kena kaca jendela, genting rumah, dan lainnya. Saya takut dan berusaha menyelamatkan keluarga di dalam rumah," ujarnya.

Hermanto bersyukur dirinya dan keluarganya tidak sampai terluka dalam kejadian itu. Suasana yang tadinya tegang berangsur-angsur mereda setelah terdengar bunyi letusan pistol polisi.

"Alhamdulillah semua aman, setelah anggota polisi dan seperti TNI datang juga mengamankan lokasi. Terdengar juga ada bunyi letusan pistol. Saya nggak tahu kejadiannya, saya di dalam rumah. Berlindung," sambungnya.

Riska, salah seorang warga lainnya mengaku ketakutan sejak suara puluhan kendaraan milik para pemuda berpakaian hitam itu terdengar. Dia semakin tidak berani keluar rumah saat terdengar suara pecahan kaca.

"Saya nggak berani keluar, saya lihat dari (kaca) jendela banyak anak muda pakai kaos hitam-hitam. Terus terdengar suara pecahan kaca. Saya tambah nggak berani keluar," kata Riska kepada detikJatim.

Dari dalam rumahnya Riska juga mengaku mendengar suara letusan senjata api. Suara tembakan itu dilakukan oleh aparat kepolisian yang berusaha membubarkan massa.

"Paling jeda 10 menit (setelah dirinya mendengar suara pecahan kaca), banyak polisi berpakaian preman sambil jalan kaki menembak ke atas untuk membubarkan massa," sambungnya.




(dpe/dte)


Hide Ads