Kericuhan di Turnamen Tarkam Sampang Berujung Laporan Polisi

Kericuhan di Turnamen Tarkam Sampang Berujung Laporan Polisi

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Minggu, 20 Agu 2023 09:10 WIB
Tarkam ricuh di Sampang
Turnamen sepakbola tarkam di Sampang ricuh (Foto: Kamaluddin/detikJatim)
Surabaya -

Adu jotos tak bisa dihindari saat Turnamen sepakbola antarkampung (tarkam) anak usia dini di Desa Daleman, Kedungdung, Sampang. Turnamen itu kini dilaporkan polisi.

Tarkam dalam rangka HUT ke-78 RI ini diwarnai kericuhan yang digelar Karang Taruna Desa Daleman itu terjadi pada Jumat (18/8/2023).

Banit IV Sat Reskrim Polres Sampang Aiptu Soni Eko saat dikonfirmasi membenarkan korban telah melaporkan penganiayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sedang proses pelaporannya dan masih akan kami dalami semua yang sudah disampaikan pelapor," kata Soni, Sabtu (20/8/2023).

Usai melaporkan ke polisi, korban selanjutnya menjalani pemeriksaan visum di RSUD Sampang.

ADVERTISEMENT

"Karena yang bersangkutan mengaku dipukuli, makanya kami minta dilakukan visum. Selanjutnya nanti akan kami lakukan proses penyelidikan lebih lanjut," tandas Soni.

Informasi yang dihimpun, saat itu salah satu penonton melakukan protes terhadap wasit, namun tak lama penonton tersebut dipukuli sekretaris desa (sekdes) setempat.

Korban pemukulan, Agus (22) mengaku kejadian itu berawal saat klub dari kampung Gadding dengan klub Morsongai tengah bertanding. Saat itu, ia menanyakan wasit yang menganulir gol.

"Kami ini tanya (protes) kepada wasit yang semula tidak mengesahkan gol dari klub Gadding ke gawang Club Morsangai, tiba-tiba disahkan (Menjadi gol) setelah diminta sekdes," kata Agus.

Saat adu mulut dengan wasit, jelas dia, tiba-tiba Sekdes Matjari ikut masuk lapangan dan langsung memukulnya. Akibat pukulan keras yang menghujam wajahnya, dia mengalami luka robek di bagian bibir hingga berdarah.

"Saat saya bicara dengan wasit, tiba-tiba sekdes ini mukul ke bagian muka hingga bibir atas luka dan mengeluarkan darah," tutur Agus.

Tak terima dengan perlakuan itu, Agus didampingi keluarganya kemudian melaporkan ke polisi. Ini karena pelaku tak mau minta maaf dan malah menantang carok.

"Andaikan sekdes minta maaf dan tidak mengucapkan bernada tantangan (carok) di depan banyak warga mungkin saya tidak akan melaporkannya," ujar Agus.




(dpe/fat)


Hide Ads