Eks Wali Kota Blitar Samanhudi akhirnya bertemu dengan Wali Kota Blitar Santoso. Mereka bertemu dalam sidang kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar.
Ini merupakan momen pertama kali keduanya bertemu secara langsung usai kasus perampokan yang diotaki Samanhudi tersebut. Pertemuan ini terjadi di Ruang Cakra PN Surabaya.
Santoso datang dengan pengawalan ketat 3 orang berbadan kekar menuju Ruang Sidang Cakra, PN Surabaya. Sorot mata Samanhudi begitu tajam sembari mendengarkan dengan saksama saat Santoso memberikan keterangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Samanhudi duduk bersama kuasa hukumnya. Sementara Santoso menjadi saksi. Samanhudi tak sedikit pun melepaskan tatapan tajamnya terhadap Santoso. Sesekali, Samanhudi terlihat menggelengkan kepala, seolah tak setuju dengan keterangan mantan wakilnya itu.
Ketika ketua tim majelis hakim, jaksa, dan pengacara bertanya secara bergantian, Samanhudi tak henti-hentinya memandangi Santoso yang tengah bersaksi. Sesekali, ia tersenyum dan matanya tetap menyorot tajam kepada Santoso.
Dalam keterangannya, Santoso sama sekali tak menyangka mentor politiknya itu dalang di balik perampokan itu. Santoso mengungkapkan, dirinya tak menaruh curiga kepada orang-orang di sekelilingnya terkait perampokan yang menyasar rumah dinasnya, termasuk kepada Samanhudi.
"Saya tidak tahu kalau ada kaitan dengan terdakwa (Samanhudi) dengan peristiwa itu. Kalau sekarang dengan terkuaknya peristiwa ini akhirnya saya tahu, kalau awalnya mendugapun tidak," kata Santoso, Selasa (8/8/2023).
Santoso mengaku hubungan dengan Samanhudi masih ia jaga. Bahkan, ia tetap menghormati dan memandang Samanhudi sebagai pimpinannya.
"Saya secara pribadi tetap menghormati. Apapun bentuknya, beliau atasan saya. Balas dendam sakit hati terdakwa itu saja saya tahu saat melihat YouTube dengan orasi yang beliau sampaikan. Di YouTube seingat saya ada kata-kata akan balas dendam," ungkapnya.
Mendengar keterangan Santoso, Samanhudi cuma tersenyum. Namun, sorot matanya tetap tajam menatap Santoso.
Pada kesempatan itu, Santoso buka-bukaan soal isu dirinya melaporkan Samanhudi ke KPK pada 2021. Ia mengaku mengetahui isu itu saat melihat konten YouTube berisi orasi balas dendam Samanhudi kepadanya. Dia membantah melaporkan Samanhudi ke KPK.
"Kedatangan KPK saya tidak tahu. Saat KPK datang saya tidak tahu. Pada saat ketemu KPK itu saat kami dipanggil dimintai keterangan. Tapi, waktu KPK datang dan apa tujuannya saya tidak tahu. Tidak benar isu melaporkan terdakwa ke KPK," tutur Santoso.
Usai sidang yang berlangsung selama 2 jam, keduanya diminta untuk bersalaman oleh hakim. Permintaan hakim ini dilakukan oleh dua pria yang dulunya kompak menjadi wali kota dan wakilnya dalam memimpin Kota Blitar.
"Monggo (silakan) berjabat tangan, mau berpelukan juga boleh. Tapi, kalau memang tidak mau ya tidak apa-apa," kata Ketua Majelis Hakim PN Surabaya Abu Achmad Sidqi Amsya usai sidang.
Keduanya pun langsung berjabat tangan. Setelah itu, tangan Samanhudi dan Santoso saling merengkuh. Mereka berpelukan hangat.
Selanjutnya, keduanya saling bertatapan, saling senyum dan tertawa singkat selama beberapa detik. Lalu, Samanhudi kembali duduk, sedangkan Santoso meninggalkan lokasi sidang.
(abq/iwd)