Walkot Santoso Sempat Mengira Ada Gempa saat Perampok Satroni Rumah Dinas

Walkot Santoso Sempat Mengira Ada Gempa saat Perampok Satroni Rumah Dinas

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 08 Agu 2023 18:12 WIB
Tatapan tajam Samanhudi (berbaju putih di pojok) pada Santoso saat menjadi saksi sidang perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar
Wali Kota Blitar Santoso memberi kesaksian di PN Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Wali Kota Blitar Santoso bersaksi tentang perkara perampokan di rumah dinasnya. Menurutnya, kejadian tersebut sempat ia kira sebagai lindu atau gempa bumi.

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Santoso bercerita awal mula perkenalannya dengan Samanhudi, eks wali kota Blitar sekaligus terdakwa kasus ini. Santoso mengungkapkan duetnya di politik dengan Samanhudi dimulai dari DPRD Blitar.

"Kenalan dengan terdakwa sejak saya menjadi sekwan dan beliau menjadi Ketua DRPD," kata Santoso di Ruang Cakra PN Surabaya, Selasa (8/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kursi DPRD, keduanya mencalonkan diri di Pilkada Blitar. Samanhudi terpilih jadi wali kota, sedangkan Santoso wakilnya. Selama 2 tahun Santoso mendampingi Samanhudi.

"Saya sebagai pembantu di dewan dan sejak di sekda, lalu wakil wali kota hingga terakhir saat ini (wali kota). Saya mendampingi beliau selama 2 tahun," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Sebelumnya saya adalah wakil wali kota Blitar, lalu menjadi wali kota sampai dengan sekarang," imbuh dia.

Santoso lalu menerangkan soal perampokan yang terjadi pada 12 Desember 2022 itu. Saat itu dia tidur jam 02.00 WIB. Satu jam berselang, istrinya yang sedang salat tahajud tiba-tiba membangungkannya.

Dalam posisi setengah sadar, Santoso mengira dibangunkan istrinya karena ada gempa. Namun, ternyata ada orang yang berusaha mendobrak pintu sisi timur kamarnya.

Kawanan perampok itu pada akhirnya berhasil masuk ke kamar Santoso. Padahal, Santoso mengaku sudah mengunci pintu kamar tersebut.

"Saya berada di kamar langsung disergap ,diminta tiarap. Ada dua orang, yang satu menyergap Istri. Saya diminta telungkup di lantai, tangan mulut dilakban, lalu tangan kaki diikat ke belakang," papar dia.

Santoso lalu diminta menunjukkan branksa. Kepada para perampok, Santoso mengaku tak punya brankas. Perampok lantas mengancam akan menelanjangi istri Santoso.

"Saya memang tidak punya brankas kecuali tas kecil yang saya simpan di lemari pakaian dan tidak dikunci. Lalu uang itu diambil, saya tidak tahu siapa yang ngambil karena saya telungkup di lantai. Lalu diacak-acak diambil uang dan barang-barang lainnya," tuturnya.

Selain uang dalam almari, Santoso mengaku jam tangan, kacamata, hingga beberapa perhiasan milik istrinya raib. Ia menyebut, total kerugian sekitar Rp 400 juta.

Majelis Hakim kemudian bertanya kepada Samanhudi tentang keterangan Santoso tersebut. Samanhudi mengaku tak tahu.

"Saya tidak tahu apa yang disampaikan saksi," tutupnya.

Diketahui, Mantan Wali Kota Blitar, Samanhudi ditangkap polisi berkaitan dengan kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso. Samanhudi diduga sebagai otak di balik perampokan rumdin tersebut.

Samanhudi mengenal para pelaku saat ia dipenjara karena kasus korupsi yang menjeratnya. Ia mengaku sakit hati karena aksinya dilaporkan Santoso hingga memberi bocoran pada residivis penjahat untuk melakukan aksi perampokan rumah dinas.




(abq/dte)


Hide Ads