Rabu (26/7) petang itu Soleh sedang duduk santai di Balai Desa. Datanglah Asmawi yang berjalan agak sempoyongan mendekati lokasi Soleh duduk dengan santai.
Tanpa menyapa dan tanpa mengucap sepatah kata pun, Asmawi mengeluarkan celurit kemudian dengan gerakan yang tanpa ragu mengayunkannya kepada Soleh.
Soleh yang terkejut berupaya menangkisnya dengan kursi. Ayunan pertama itu berhasil ditepis. Tapi apes, saat hendak kabur dari kejaran Asmawi, Soleh terpeleset dan jatuh.
Dengan membabi buta Asmawi menyerang Soleh hingga mengalami luka sayatan di kaki dan lehernya. Setelah puas melukai Soleh, tanpa mengucap apa-apa Asmawi pergi.
Polisi telah berhasil mengamankan Asmawi setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan memintai keterangan dari warga setempat.
Setelah identitas pelaku diketahui, polisi mengamankan Asnawi di rumahnya yang ternyata hanya berjarak 2 kilometer dari TKP. Kasus itu diserahkan kepada penyidik Satreskrim Polres Pasuruan Kota.
Berdasarkan hasil keterangan yang juga telah dilakukan terhadap pelaku, Asmawi dan Soleh diketahui saling mengenal. Motif pembacokan itu ternyata gegara pelaku tersinggung dengan kata-kata korban.
"Menurut keterangan dari Kapolsek Lekok AKP Agung Sujatmiko sementara karena ketersinggungan perkataan korban," jelas Kasi Humas Polres Pasuruan Kota Aipda M Junaidi, Kamis (27/6/2023).
Kebengisan Asmawi membacok Soleh dengan membabi buta itu akhirnya juga diketahui karena adanya faktor lain. Saat itu, kata Junaidi, Asmawi diketahui sedang dalam keadaan mabuk usai menenggak miras. Rupanya, minuman setan itu makin menyulut emosi Asmawi
"Karena (Asmawi) dalam pengaruh minuman keras," imbuh Junaidi.
Sayangnya, hingga saat ini polisi belum berhasil menggali kata-kata apa yang membuat Asmawi muntap hingga membacok Soleh di balai desa Rabu petang tersebut. "Masih didalami," pungkas Junaidi.
(dpe/dte)