Penganiayaan terhadap bocah kelas 5 SD berinisial RA asal Desa Japanan, Mojowarno Jombang viral di media sosial. Atas peristiwa yang terjadi pada Sabtu (24/6) itu, pihak kepolisian buka suara.
Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan bahwa setelah viralnya video penganiayaan itu, Polres Jombang melakukan mediasi terhadap kedua bela pihak.
Aldo menjelaskan bahwa mediasi yang berlangsung kemarin, Selasa (27/6/2023) itu turut hadir kepala desa setempat Junaidi Catur, juga kepala SD tempat pelaku dan korban bersekolah, Mohammad Sidiq. Juga ibu korban IK dan ibu pelaku SM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Aldo menjelaskan bahwa pertemuan yang turut disaksikan perwakilan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jombang, Sri Mujiati dan perwakilan dari Dinas Sosial Jombang, Olvy Robertina Loedji itu turut dihadirkan korban dan pelaku.
"Kami telah menggelar giat mediasi terkait video viral penganiayaan terhadap anak di wilayah hukum Polres Jombang," kata Kasa Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto dihubungi detikJatim lewat telepon, Selasa (27/6/2023).
Adapun hasil dari mediasi itu, seperti yang disampaikan oleh Aldo, kedua belah pihak yakni pihak keluarga korban maupun pihak keluarga pelaku telah bersepakat untuk damai dan tidak melanjutkan kasus itu ke ranah hukum.
"Iya, sudah damai. Kami menggelar mediasi itu untuk mengetahui duduk perkaranya karena memang tidak ada laporan yang masuk ke kami. Dalam mediasi itu kedua pihak menyatakan sudah sepakat untuk berdamai," ujarnya.
Sebelumnya, dari video yang didapatkan detikJatim, RA yang memakai kaus bola berwarna kuning tersungkur di tanah. Dalam keadaan tak berdaya, RA ditendang dan dipukul habis-habisan oleh temannya.
Roih, bude korban menceritakan, awalnya dia mendapatkan video dari orang tua RA, kemudian ortu RS pun menghubunginya selepas subuh, Minggu (25/6). Roih tidak tahu persis kapan penganiayaan itu terjadi. Yang jelas orang tua RA cerita kalau anaknya habis dihajar oleh temannya.
"Jadi awalnya diajak main layangan. Ada 6 orang, yang satu anak SMP. Semua satu desa sama ponakan saya. Yang kelihatan mukuli di video itu satu orang, lainnya ada yang ngerekam," cerita Roih dihubungi detikJatim melalui telepon, Rabu (28/6/2023).
Di ujung telepon itu, orang tua RA terdengar gelisah dan cemas. Mereka bingung harus berbuat apa. Apalagi mereka mengaku kalau orang tua para pelaku itu menawarkan kasus tersebut berakhir secara kekeluargaan.
"Ya, namanya orang nggak pernah sekolah, mereka (orang tua RA) takut, nggak tahu harus ngapain. Apalagi ditawari uang damai, tapi saya bilang 'jangan mau, harus diusut sampai tuntas'," tambah Roih.
Roih menambahkan, keponakannya menderita luka lebam yang parah. Sampai-sampai saat disentuh sedikit saja, tubuh RA menggelinjang.
"Hari ini hasil CT scan harusnya keluar. Dia dipegang aja langsung bereaksi. Makanya saya pikir ini kasus parah sekali, jangan sampai ada kata damai," ucap Roih.
Kasus tersebut, kata Roih, juga sempat dimediasi aparat desa. Namun, Roih selalu mengingatkan orang tua RA untuk tetap memproses kasus penganiayaan itu ke jalur hukum dan jangan mau diajak damai.
Roih kemudian menghubungi kenalannya yang merupakan pengacara. Pihak DP5 A Kabupaten Jombang, kata pengacara kenalan Roih, sudah mendatangi rumah RA.
Roih juga mendapatkan info bahwa penganiayaan itu dimediasi di Polres. Padahal, kasus ini tidak dilaporkan ke polisi.
"Lah ini tadi saya dapat foto mereka, ada di Polres. Di fotonya kelihatan surat keterangan ada foto uang juga, sepertinya kok damai," kata Roih.
Roih tak mau kasus yang menimpa keponakannya itu berakhir damai. Dia meyakini jika orang tua RA dipaksa untuk menandatangani kesepakatan damai.
"Dari tadi pagi bapaknya (ortu RA) itu saya WA, saya telepon nggak jawab. Kemungkinan ya di Polres itu. Saya nggak mau kalau damai, kasihan anaknya, wong bukti-bukti sudah ada. Rencana nanti malam saya mau ke rumahnya, saya pastikan lagi, mungkin karena bapaknya dipaksa tanda tangan," tukasnya.
Mengenai apa yang dinyatakan oleh Roih dan kelanjutan dari kasus dugaan penganiayaan itu, detikJatim sudah berusaha menghubungi Janji, ayah dari RA. Namun, yang bersangkutan belum merespons hingga berita ini ditulis.
(dpe/dte)